Ia menekankan bahwa demokrasi bukan hanya soal prosedur tetapi juga soal etika dan nilai.
Rocky tak segan menyebut tindakan Presiden Joko Widodo dalam membuka jalan bagi pencalonan Gibran sebagai bagian dari “koruptif mind”.
Ia menyatakan bahwa publik berhak mengetahui kebenaran di balik seluruh proses tersebut.
"Kalau kita mulai dari manipulasi,maka kita juga harus berani membongkarnya. Ini bukan vendetta tapi pembelajaran demokrasi," tegasnya.
Baca Juga: Proses Penyelidikan Ijazah Jokowi Diragukan, LEMKAPI: Silakan Saja Tidak Percaya
Ia juga menyinggung isu lama seperti polemik ijazah Jokowi yang hingga kini dianggap publik belum transparan.
Rocky menilai selama pejabat publik tidak memberikan kejelasan atas hal-hal mendasar maka wajar jika kepercayaan publik terus menurun.
Di akhir diskusi Rocky mengajak masyarakat untuk menjadikan momen ini sebagai momentum memperbaiki sistem demokrasi yang sehat dan terbuka.
"Demokrasi itu soal percakapan publik. Kalau wakil presiden dilantik lewat cara yang tidak fit and proper, wajar publik mempertanyakannya. Dan wajar pula kalau parlemen harus menindaklanjutinya," pungkas Rocky.***