Bisnisbandung.com - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menegaskan pentingnya persatuan nasional dan kewaspadaan terhadap pengaruh asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam pidato yang disampaikannya di Hari Pancasila, Prabowo menyoroti keberadaan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang diduga mendapat pendanaan dari kekuatan asing dan berpotensi melemahkan kedaulatan Indonesia.
“Sampai sekarang dengan uang mereka membiayai LSM-LSM untuk mengadu domba kita. Mereka katanya adalah penegak demokrasi, HAM, kebebasan pers. Padahal itu adalah versi mereka sendiri,” lugasnya.
Baca Juga: Hearing Calon Ketua IA ITB Jawa Barat: Uji Visi, Misi, dan Program Kerja
Menurutnya, sejarah panjang penjajahan dan intervensi asing di Indonesia telah membuktikan adanya upaya sistematis untuk memecah belah persatuan rakyat.
“Saudara-saudara sekalian, saya tidak mengajak bangsa Indonesia untuk curiga sama bangsa asing. Kita tidak boleh dipermainkan oleh bangsa manapun,” ungkapnya.
Ia menilai bahwa cara-cara lama seperti adu domba kini hadir dalam bentuk modern melalui pendanaan asing terhadap berbagai organisasi sipil yang mengklaim membela demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan pers.
Baca Juga: Jaga Momentum Ekonomi, Sri Mulyani Beberkan Paket Stimulus Buat Juni-Juli
Prabowo mengajak seluruh elemen bangsa, dari pemimpin pusat hingga desa, untuk menjaga kepercayaan rakyat dan tidak menyalahgunakan jabatan.
Ia menekankan pentingnya pengabdian yang tulus terhadap negara serta menolak segala bentuk korupsi dan penyelewengan.
Lebih jauh, ia mengajak generasi muda untuk aktif mengawasi jalannya pemerintahan dan menggunakan teknologi sebagai alat untuk melaporkan tindakan melawan hukum.
Dengan kemajuan digital, rakyat dinilai memiliki peran strategis dalam membela nilai-nilai Pancasila dan menegakkan keadilan sosial.
Prabowo juga menyampaikan optimismenya terhadap masa depan Indonesia. Ia percaya bahwa dengan sumber daya alam yang melimpah dan dukungan penuh rakyat, Indonesia akan bangkit menjadi negara yang kuat dan makmur.
Baca Juga: Pengamat Sebut Penanganan Kasus Ijazah Jokowi Lambat, Risiko bagi Program Pro-Rakyat Prabowo