“Bahasa tubuh Gibran oleng. Ia kehilangan fokus, kehilangan pencitraan, dan secara mental timnya tampak lelah memolesnya,” ucap Rocky Gerung.
Lebih lanjut Rocky Gerung menyebutkan bahwa Gibran tampak kehilangan relevansi dengan isu-isu strategis generasi muda.
"Dia masih sibuk bagi-bagi skincare padahal anak muda sekarang bicara AI, keadilan iklim, dan keamanan global. Gibran tidak tune in ke isu itu," jelasnya.
Rocky Gerung menganggap semua ini adalah konsekuensi dari "pemaksaan" Gibran sebagai cawapres oleh Presiden Jokowi.
Kini bukan hanya Gibran yang dalam tekanan tetapi juga Jokowi yang disebutnya mulai disorot lagi soal isu lama seperti dugaan ijazah palsu.
“Stabilitas psikologis keluarga Jokowi kini terganggu. Semua isu yang dulu tertahan mulai bocor dan jadi konsumsi publik,” tutup Rocky Gerung.***