“Pada titik itulah saya kira penting sebenarnya menghadirkan perspektif korban untuk ditulis dalam sejarah,” tegasnya.
Kritik dari Aktivis 98 ini menambah daftar panjang pihak yang mempertanyakan transparansi dan integritas proyek penulisan ulang sejarah nasional.
Sebelumnya, sejumlah akademisi dan anggota parlemen juga telah menyuarakan keprihatinan terkait proses yang dinilai tertutup dan terburu-buru.***
Baca Juga: Gubernur Dedi Mulyadi Tegaskan Perbedaan Antara Politik dan Sepak Bola dalam Kasus Suporter Persikas