Ia menyebut mendidik anak nakal dengan sistem semi-militer bukan solusi melainkan bentuk kegagalan total sistem pendidikan.
“Anak yang kreatif malah dimasukkan ke barak. Ini bukan pendidikan, ini represi terselubung. Di mana gurunya? Di mana proses berpikirnya? Ini gaya kolonial, bukan pedagogi,” ucap Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung seluruh konsep pendidikan harus dibangun di atas prinsip bahwa guru adalah teman berpikir anak-anak.
Ia menekankan pentingnya pembelajaran dialektis yang mendorong anak berpikir kritis bahkan membantah guru jika diperlukan.
Baca Juga: “Sibuk Bantah dan Klarifikasi” Jhon Sitorus Menilai Budi Arie Sedang Panik
“Kalau anak membantah bukan berarti dia kurang ajar. Justru itu tandanya dia sedang bertumbuh. Kuriositas itulah yang harus dipelihara bukan dipaksa patuh,” ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung juga menyayangkan minimnya investasi serius dalam pendidikan dibanding proyek-proyek infrastruktur lain.
Ia menilai tanpa kurikulum yang etis dan teknis sejak dini, anak-anak Indonesia akan tertinggal dari negara lain.
“Anak-anak kita mau dilawan dengan siapa nanti? Anak-anak Vietnam, Thailand, Eropa, diajarkan berpikir. Kita malah ajarkan patuh di barak. Ini konyol,” tutupnya.***