bisnisbandung.com - Pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjadi sorotan publik, karena dinilai menghina pihak tertentu.
Kali ini, komentarnya mengenai ukuran lingkar pinggang dan kaitannya dengan umur seseorang serta hubungannya dengan tingkat kecerdasan berdasarkan penghasilan dinilai memicu kontroversi di kalangan masyarakat dan pakar kesehatan.
Seorang dokter spesialis jantung yang berbasis di Qatar, DR. Iqbal Mochtar, menyampaikan analisis medis yang berbeda dari pernyataan Menkes.
Baca Juga: Pengamat Politik Bongkar Masalah Kabinet Prabowo: Korupsi, Judi Online, dan Diamnya Presiden
Ia menjelaskan bahwa meskipun obesitas memang merupakan faktor risiko penyakit jantung, menggunakan ukuran lingkar pinggang atau celana sebagai satu-satunya indikator kesehatan tidaklah relevan dalam praktik medis modern.
Hal ini dianggap sebagai penyederhanaan berlebihan terhadap isu kesehatan yang kompleks.
“Tetapi melakukan simplifikasi narasi dengan menyebutkan ukuran pinggang aja, ukuran jeans, itu tidak relevan kalau menurut saya,” jelasnya dilansir dari youtube Hersubeno Point, Selasa (20/5).
“Karena ukuran itu hanya merupakan salah satu parameter yang biasa kita gunakan untuk menentukan apakah seseorang itu benar-benar obes atau tidak,” lanjutnya.
Baca Juga: Pegiat Media Sosial Sebut Roy Suryo Punya Masalah Kejiwaan soal Tuduhan Ijazah Jokowi Palsu
Lebih lanjut, DR. Iqbal menekankan bahwa faktor seperti etnis, tinggi badan, dan jenis kelamin turut mempengaruhi ukuran tubuh seseorang.
Oleh karena itu, menggeneralisasi ukuran celana sebagai indikator risiko kesehatan dianggap tidak tepat, terlebih jika disampaikan di ruang publik tanpa sensitivitas terhadap latar belakang masyarakat yang beragam.
Tak hanya itu, pernyataan lain yang menyebut bahwa orang dengan penghasilan lebih rendah cenderung kurang sehat dan kurang cerdas juga menuai kritik tajam.
Menurut DR. Iqbal, hubungan antara pendapatan dan kualitas kesehatan memang ada, tetapi narasi seperti itu seharusnya disampaikan dengan cara yang bijaksana agar tidak menyinggung kelompok masyarakat tertentu.