Bisnisbandung.com - Kasus penangkapan seorang mahasiswi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang membuat meme foto Presiden Prabowo Subianto bersama Jokowi menimbulkan kegaduhan politik dan memicu kontroversi.
Dalam youtubenya, Adi Prayitno pengamat politik memberikan pandangannya terkait peristiwa tersebut.
Adi Prayitno menilai meskipun media sosial memungkinkan kebebasan ekspresi, penyebaran informasi di media sosial yang bisa merendahkan martabat individu atau pejabat penting dapat berisiko melanggar hukum.
Baca Juga: Step by Step Cara Melatih Disiplin Diri
Menurut Adi Prayitno meme yang beredar di media sosial menampilkan gambar kedua pemimpin negara yang dinilai merendahkan dan dianggap melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Ini menjadi dasar penangkapan mahasiswi tersebut oleh aparat kepolisian.
Banyak pihak mengkritik langkah ini menganggapnya sebagai bentuk kriminalisasi terhadap gerakan mahasiswa yang kritis.
Adi Prayitno menekankan pentingnya literasi digital sebagai solusi untuk menghindari masalah serupa di masa depan.
Sebagai negara dengan demokrasi terbuka seharusnya ada pembekalan yang lebih kuat terhadap generasi muda tentang etika dalam menggunakan media sosial.
Baca Juga: Polemik Kebebasan Berekspresi, Pakar Hukum UI: Demokrasi Kita Masih Bergulat antara Timur dan Barat
Serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak hukum dari unggahan di dunia maya.
Adi Prayitno juga mengingatkan bahwa seharusnya sebelum tindakan penangkapan diambil pihak berwenang harus melakukan klarifikasi terlebih dahulu.
Dialog dan pendekatan persuasif dianggap lebih tepat daripada langsung menindak dengan cara yang bisa menimbulkan ketegangan di kalangan masyarakat.
Adi Prayitno mengingatkan kepada mahasiswa dan aktivis bahwa mengkritik pemerintah atau pejabat harus dilakukan dengan cara yang elegan, terukur, dan sesuai dengan kaidah-kaidah demokrasi.
Baca Juga: “Kebebasan Berekpresi Perlu Budi Pekerti” Pro Kontra Penangkapan Mahasiswa ITB Pembuat Meme