Ia menyayangkan banyaknya kebudayaan Arab yang justru disakralkan melebihi nilai-nilai universal agama itu sendiri.
“Kita bukan beragama Islam tapi beragama Arab. Nama ‘Hajar’ disangka Islami, padahal itu hanya Arab. Nama seperti ‘Budi’ jauh lebih Islami karena mengandung doa baik,” katanya.
Guru Gembul juga menyinggung sikap Dedi Mulyadi yang selama ini menekankan nilai budaya lokal.
Namun tetap perlu diwaspadai jika terjebak dalam glorifikasi simbolik semata.
“Kalau KDM konsisten ingin masyarakat kembali ke budaya ya jangan fokus ke bangunan besar atau patung. Fokus ke sistem, birokrasi, cara berpikir masyarakat,” pungkasnya.***