Bisnisbandung.com - Presiden Prabowo Subianto memutuskan tidak akan membalas kebijakan perang tarif yang digulirkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Alih-alih melakukan retaliasi pemerintah memilih menempuh jalur negosiasi, keputusan ini menuai berbagai respons termasuk dari pengamat politik Rocky Gerung.
Terkait hal itu Rocky Gerung mendorong nama Dino Patti Djalal sebagai calon Duta Besar Indonesia untuk AS.
Baca Juga: Danantara Tak Tersentuh Hukum, Korupsi Bisa Dianggap Kerugian Bisnis?
Sikap resmi pemerintah pertama kali disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dalam keterangannya Airlangga menyebut Indonesia tidak akan melakukan pembalasan atas kenaikan tarif impor oleh AS dan lebih memilih solusi diplomatik.
“Pemerintah tidak ingin melakukan retaliasi. Kita akan mencari cara melalui negosiasi,” kata Airlangga seperti disampaikan dalam video youtube Rocky Gerung.
Namun hingga kini Presiden Prabowo belum mengeluarkan pernyataan langsung.
Rocky Gerung menilai sikap ini menunjukkan kehati-hatian Prabowo dalam menyikapi langkah agresif dari Gedung Putih.
Baca Juga: Mobil Dinas Dipakai Mudik? Emerson Yuntho Persoalkan KPK dalam Posisi Melemah
Situasi makin kompleks karena posisi Duta Besar RI untuk AS masih kosong.
Rocky Gerung menegaskan saat ini bukan waktu yang tepat untuk menempatkan “pejabat asal tunjuk” di posisi strategis seperti Washington.
Menurutnya sosok yang akan mewakili Indonesia dalam negosiasi dagang harus punya pemahaman kuat terhadap geopolitik dan ekonomi global.
“Kita butuh seseorang yang tidak hanya paham diplomasi tapi juga bisa bicara detail tentang hukum internasional, geopolitik, hingga perdagangan bebas. Bukan sekadar orang yang dekat dengan kekuasaan,” tegas Rocky Gerung.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Tegaskan Dampak Studi Tour: Saya Harus Menyelamatkan Beban Ekonomi Rakyat