Sebaliknya, foto ijazah milik Roy menunjukkan distribusi error yang merata, ciri dari dokumen yang tidak mengalami manipulasi.
Hasil dari teknik ini memperkuat dugaan bahwa foto-foto ijazah yang beredar tidak autentik atau telah melalui proses penyuntingan, meskipun belum dapat dipastikan apakah gambar tersebut benar-benar berasal dari pihak resmi atau hanya klaim dari pengguna media sosial.
Sementara itu, tokoh publik Hersubeno Arief menyoroti bahwa perdebatan ini seharusnya bisa diselesaikan dengan sederhana: yakni melalui keterbukaan Jokowi untuk menunjukkan langsung ijazah aslinya kepada publik agar bisa diuji keasliannya secara terbuka dan obyektif.
Baca Juga: Kemacetan Parah di Ciwidey, Dedi Mulyadi Siapkan Jurus Baru!
“Ini tentu saja yang dimaksudkan yang palsu itu adalah yang ditampilkan oleh para buzzer ya, bukan berarti ini adalah fotonya ijazahnya Pak Jokowi,” bebernya dilansir dari youtube Hersubeno Point.
Menurutnya, sikap tertutup justru menambah kecurigaan masyarakat yang awalnya mungkin skeptis terhadap isu ini.
Menjelang pertengahan April, isu ini diprediksi akan mencapai puncaknya. Sejumlah alumni UGM dan aktivis yang terlibat dalam gerakan klarifikasi keabsahan ijazah Jokowi dikabarkan akan mendatangi kampus UGM pada 15 April mendatang.
Momentum tersebut bertepatan dengan agenda halal bihalal alumni, dan direncanakan akan digunakan sebagai ajang untuk mendesak transparansi dari pihak universitas.***
Baca Juga: Karyawan Keluhkan Belum Dapat THR, Kemenaker Tidak Berpihak Pada Pekerja?