bisnisbandung.com - Kontroversi seputar keaslian ijazah milik mantan Presiden Jokowi, isu yang sempat mereda kini jadi sorotan publik setelah munculnya analisis forensik digital dan gerakan dari sejumlah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) yang meragukan keabsahan dokumen akademik tersebut.
Salah satu pemantik baru dalam polemik ini datang dari unggahan media sosial Aida Greenbury, yang mengaku sebagai putri dari Prof. Ahmad Sumitro, mantan Dekan Fakultas Kehutanan UGM.
Dalam unggahan tersebut, ia mempertanyakan kesesuaian nama ayahnya yang tercantum di ijazah Jokowi.
Baca Juga: Dinasti Politik Jokowi Diprediksi Selamat Ginting Gagal Total di 2029
Di dokumen yang beredar, nama pembimbing akademik Jokowi tertulis dengan ejaan "Ahmad Soemitro", yang berbeda dari penulisan nama ayahnya yang sebenarnya, "Ahmad Sumitro". Perbedaan ini dianggap sebagai salah satu kejanggalan dalam dokumen tersebut.
Di sisi lain, Jokowi sendiri tetap memilih tidak memberikan respons panjang terhadap tuduhan ini.
Ia menganggapnya sebagai fitnah lama yang terus diulang. Namun, menurut sejumlah pengamat, sikap diam ini justru menimbulkan lebih banyak spekulasi di tengah masyarakat.
Baca Juga: Gaya Rapat Pemerintah Jadi Sorotan, Rhenald Kasali Sebut Tidak Efektif dan Banyak Omong
Perhatian publik semakin meningkat setelah munculnya kembali foto-foto yang diklaim sebagai ijazah asli Jokowi di media sosial.
Salah satu yang menanggapi dengan serius adalah Roy Suryo, alumni UGM yang dikenal sebagai pakar telematika.
Ia melakukan analisis menggunakan metode Error Level Analysis (ELA) terhadap foto-foto tersebut dan membandingkannya dengan ijazah miliknya sendiri yang terbit di tahun 1991.
ELA, teknik forensik digital yang digunakan untuk mengidentifikasi manipulasi pada gambar, menghasilkan perbedaan mencolok antara kedua dokumen.
Berdasarkan hasil analisis, foto ijazah Jokowi yang beredar menunjukkan tingkat kesalahan kompresi gambar yang tidak konsisten, indikasi umum bahwa gambar tersebut telah dimodifikasi secara digital.
Baca Juga: Kasus THR Tak Terbayar Melonjak Tajam, Apindo: Industri Belum Pulih Sejak COVID