Bisnisbandung.com - Setiap tahun usai Lebaran fenomena urbanisasi ke kota besar seperti Jakarta kembali terjadi.
Momen urbanisasi menjadi perhatian sejumlah tokoh termasuk Menko PMK Muhaimin Iskandar dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Namun pengamat politik Adi Prayitno punya pandangan berbeda, “Apa salahnya ngadu nasib ke Jakarta?”
Baca Juga: Pendatang Bukan Beban! Pengamat: Sejalan dengan Perkataan Gubernur, Jakarta Itu Milik Semua
Dalam video di kanal YouTubenya, Adi Prayitno menyoroti fenomena tahunan ini sebagai konsekuensi langsung dari tidak meratanya pembangunan dan ekonomi di Indonesia.
“Setiap Lebaran orang kampung ramai-ramai datang ke kota. Kenapa? Karena di kampung tak ada harapan. Mereka datang ke Jakarta untuk hidup yang lebih layak,” kata Adi Prayitno.
Menurut Adi Prayitno urbanisasi bukanlah persoalan utama.
Justru itu adalah gejala dari akar masalah yang lebih dalam, ketimpangan pembangunan antara kota dan desa.
“Pemerataan ekonomi itu belum nyata. Jakarta tetap jadi magnet karena di sana ada peluang, sementara di desa... apa yang mau diharapkan?” tegasnya.
Baca Juga: Jakarta Dipenuhi Pendatang Baru, Bagaimana Pramono Anung Mengelola Urbanisasi? Tanggapan Chico Hakim
Ia menilai bahwa jargon-jargon seperti “membangun dari desa” belum pernah benar-benar terealisasi.
Selama desa tak bisa menjanjikan pekerjaan dan kesejahteraan maka urbanisasi akan terus terjadi.
Meski membela hak masyarakat untuk mengadu nasib di Jakarta, Adi Prayitno mengingatkan bahwa hidup di ibu kota bukan seperti kisah sinetron.
Tanpa persiapan, mental baja, dan keterampilan, pendatang bisa jadi korban kerasnya persaingan kota.
Baca Juga: Analis Politik Menilai Presiden Prabowo Bisa Selesaikan Perseteruan Antar Mantan Presiden RI