Bisnisbandung.com - Pengiriman kepala babi dan tikus ke kantor Tempo menimbulkan tanda tanya besar.
Apakah ini bentuk ancaman terhadap kebebasan pers atau ada skenario lain yang dimainkan?
Ade Armando dalam kanal YouTubenya mencoba membedah kasus ini dengan pendekatan kritis.
Baca Juga: Jurnalis Terancam, Dewan Pers Tegaskan agar Kapolri Usut Kasus Teror Secara Transparan
Pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi yang terkesan meremehkan kasus ini menuai kritik.
Menurut Ade Armando meski komentar itu kurang sensitif bisa jadi Hasan sendiri tidak menganggap pengiriman tersebut sebagai ancaman serius.
Ade Armando menduga bahwa sikap santai Hasan muncul karena kecurigaan bahwa ini bukan sekadar teror.
Melainkan bagian dari operasi psikologis untuk menciptakan persepsi negatif terhadap pemerintah.
Narasi yang berkembang seolah-olah pemerintah mengirim ancaman agar Tempo berhenti mengungkap kebijakan yang kontroversial.
Alih-alih gentar Tempo justru tampak santai menanggapi insiden ini.
Fransiska Christi jurnalis Tempo yang namanya tertulis di paket kepala babi bahkan berkelakar agar kiriman berikutnya menyertakan bagian telinga karena lebih lezat.
Ade Armando menyoroti bahwa banyak pihak kini menyatakan dukungan terhadap Tempo.
Menurut Ade Armando Tempo memang kerap menyajikan liputan investigatif tetapi tidak pernah mengalami teror serupa sebelumnya.
Baca Juga: ‘Indonesia Republik Rasa Kerajaan’ Hendri Satrio: Kenapa Anak Presiden Selalu Jadi Calon?