Menurutnya, pemerintah mulai kewalahan dalam menghadapi kritik berbasis AI yang mampu menghadirkan visualisasi tajam dalam waktu singkat.
Hal ini semakin memperkuat posisi masyarakat sebagai aktor utama dalam komunikasi politik, menggantikan dominasi elite politik yang selama ini mengendalikan narasi melalui media konvensional.
Lebih lanjut, Rocky menilai bahwa pemerintah, termasuk para komunikator istana dan pendukung setia Jokowi, mulai kehilangan daya saing dalam membangun narasi politik.
Menurutnya, kelompok yang selama ini loyal terhadap Jokowi tampak kesulitan dalam merespons serangan satire yang semakin meluas.
Situasi ini, kata Rocky, menjadi cerminan dari perubahan psikologi politik di masyarakat, di mana kritik terhadap pemerintah tidak lagi bisa dikendalikan melalui strategi komunikasi tradisional.***
Baca Juga: KPK Geledah Kantor Pusat Bank BJB, Dugaan Korupsi Mencuat