Bisnisbandung.com - Pegiat media sosial Alifurrahman mengungkap strategi mafia migas yang telah merugikan negara hingga Rp193 triliun.
Ia menyoroti bagaimana skema korupsi ini tidak hanya membebani keuangan negara, tetapi juga secara langsung merugikan masyarakat sebagai konsumen BBM.
Menurutnya, kasus ini menunjukkan bagaimana pejabat dan oknum terkait telah dengan sengaja menyusun strategi manipulatif demi keuntungan pribadi.
Alifurrahman menyoroti taktik korupsi pengoplosan BBM, di mana Pertalite dijual sebagai Pertamax dengan harga yang lebih tinggi.
Baca Juga: Menuju 2029, Selamat Ginting Bedah Pertarungan Politik Prabowo
“Kasus korupsi Pertamina ini tidak hanya merugikan negara atau APBN, tapi juga merugikan kita semua, termasuk saya sebagai konsumen Pertamax,” tegasnya dilansir dari youtube Seword TV.
“Satu cara atau modus mereka untuk mendapatkan uang atau keuntungan dari korupsi ini ternyata dengan cara beli Pertalite tapi dijual sebagai Pertamax.” Terusnya.
Hal ini membuat masyarakat selama bertahun-tahun membeli bahan bakar dengan kualitas yang lebih rendah dari yang seharusnya, sementara pihak tertentu mengeruk keuntungan besar dari selisih harga.
Baca Juga: PDIP Ikut Retreat Magelang, Rocky Gerung: Strategi Megawati Hadapi Manuver Jokowi
Praktik ini dinilainya sangat merugikan karena masyarakat harus membayar lebih untuk produk yang tidak sesuai dengan kualitas yang dijanjikan.
Alifurrahman juga menyoroti kebijakan pada tahun 2018 yang mengharuskan minyak bumi dalam negeri diprioritaskan untuk kebutuhan domestik sebelum diekspor.
Menurutnya, kebijakan ini sebenarnya bertujuan baik, tetapi justru dimanfaatkan oleh oknum di industri migas untuk menciptakan celah korupsi baru.
Mereka diduga menurunkan produksi kilang dalam negeri secara sengaja agar memiliki alasan untuk mengimpor BBM dari luar negeri. Dengan impor ini, mereka dapat mengatur broker dan manipulasi harga demi meraup keuntungan pribadi.
Baca Juga: Empat Petinggi Jadi Tersangka Korupsi Minyak, Pertamina: Kami Hormati Proses Hukum