bisnisbandung.com - Gerakan sosial yang berkembang di masyarakat belakangan ini dinilai hanya dianggap sebatas tren media sosial oleh pemerintah.
Sejumlah tagar seperti #KaburAjaDulu, #KamiBersamaSukatani, #IndonesiaGelap, hingga #AdiliJokowi merupakan bentuk nyata dari keresahan masyarakat yang menuntut perubahan.
Namun, respons dari pihak berwenang justru dianggap tidak memadai dan cenderung defensif.
Menurut pengamat politik Hendri Satrio, gerakan ini bukan sekadar tagar di dunia maya, melainkan sebuah ajakan untuk bertindak.
Baca Juga: Hasto Ditahan, PDIP Curiga Ada ‘Order’ Politik! Rocky Gerung: Megawati Langsung Bergerak
“ya jelas banyak yang khawatir, sebab penguasa memandang gerakan sosial rakyat hanya sebatas gerakan tagar,” tulisnya dari akun X prbadinya.
“Padahal tagar berupa ajakan untuk bertindak, cek aja #kaburajadulu #KamiBersamaSukatani #indoneiagelap hingga #AdiliJokowi adalah call to action, bukan cuma sekedar tagar!” lanjutnya.
Ekspresi publik melalui tagar merupakan wujud nyata dari kegelisahan masyarakat terhadap kondisi yang terjadi.
Baca Juga: Selamat Ginting: Prabowo & Jokowi Sudah Jelas Bubar!
Sayangnya, alih-alih menanggapi dengan komunikasi yang baik, pemerintah justru meresponsnya dengan sikap defensif dan mengabaikan aspirasi rakyat.
Kondisi yang disuarakan melalui gerakan sosial dan aksi massa di berbagai daerah menunjukkan bahwa keresahan masyarakat bukan sekadar opini di media sosial, melainkan realitas yang perlu diperhatikan secara serius.
Namun, ketika tuntutan ini diabaikan, kepercayaan publik terhadap pemerintah berpotensi semakin menurun.
Gerakan sosial semacam ini telah menjadi alat bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya di era digital.
Baca Juga: Megawati Perintahkan Kepala Daerah PDI Perjuangan Tunda Retreat di Magelang