bisnisbandung.com - Prof. Lely Arriane, pakar komunikasi politik, menilai bahwa kritik mahasiswa terhadap pemerintah bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sebuah bentuk pengingat yang konstruktif.
“Ketika saya melihat perkembangan situasi hari ini, bagaimana ada tagline tentang #IndonesiaGelap, saya berpikir begini: Ah, ini biasa-biasa saja. Enggak ada yang sadis-sadis banget,” ujarnya dilansir dari youtube Indonesia Lawyers Club.
Menurutnya, bahasa yang digunakan dalam kritik mahasiswa, termasuk tagar #IndonesiaGelap, tidak mengandung unsur provokatif yang berlebihan, melainkan bagian dari dinamika demokrasi yang sehat.
Baca Juga: Lady Gaga Rilis Abracadabra, Single Baru Dari Album Mayhem yang Picu Teori Konspirasi
Dalam pandangan Prof. Lely, komunikasi politik bukanlah sesuatu yang mudah. Meski pemerintah telah merekrut berbagai pakar komunikasi, kenyataannya penyampaian pesan politik tetap menghadapi tantangan besar.
Salah satu kendalanya adalah perbedaan persepsi antara penguasa dan masyarakat. Pemerintah sering kali melihat komunikasi sebagai proses linier, padahal dalam realitasnya, komunikasi politik bersifat konvergen, interaksional, dan bahkan transaksional.
Prof. Lely juga menyoroti pentingnya pemahaman komunikasi yang lebih baik di lingkungan pemerintahan.
Baca Juga: Lady Gaga Rilis Abracadabra, Single Baru Dari Album Mayhem yang Picu Teori Konspirasi
Meskipun ada harapan besar bahwa dengan adanya berbagai penasihat komunikasi, pesan politik akan lebih mudah dipahami oleh rakyat, kenyataannya masih banyak kebingungan dalam menafsirkan kebijakan yang disampaikan.
Menurutnya, kritik yang disampaikan mahasiswa harus dipandang sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan bangsa.
Mereka tidak hanya menyuarakan ketidakpuasan, tetapi juga memberikan pengingat bagi pemerintah agar lebih responsif terhadap aspirasi masyarakat.
Dalam konteks demokrasi, kritik semacam ini bukanlah ancaman, melainkan bagian dari upaya menciptakan pemerintahan yang lebih transparan dan berpihak pada rakyat.
“Nah, jadi bayangan tentang kata gelap ini sendiri menurut saya biasa aja, enggak ada seram-seramnya,” tegasnya.