Dr. Tifa juga mengkritik narasi bahwa IKN akan menjadi pusat ekonomi berbasis teknologi dan energi hijau.
Ia menilai bahwa konsep seperti 'Silicon Valley versi Indonesia' hanya sekadar jargon tanpa implementasi yang jelas.
"Jika pemerintah ingin menarik talenta terbaik Indonesia seharusnya yang dilakukan adalah meningkatkan kesejahteraan pekerja bukan sekadar memindahkan ibu kota," tegasnya.
Menurutnya pemindahan ibu kota justru berpotensi menciptakan masalah baru.
Baca Juga: Presiden Prabowo Sindir Fufufafa? Alifurrahman: Sempat Tersorot Wajah Gibran Senyum Kecut
Seperti pemusatan sumber daya di Kalimantan dan risiko eksploitasi besar-besaran terhadap lingkungan.
Salah satu alasan utama pemindahan ibu kota adalah untuk mengurangi overpopulasi dan kerusakan ekologi di Pulau Jawa.
Namun Dr. Tifa menilai justru pemindahan ibu kota akan menciptakan deforestasi besar-besaran di Kalimantan.
"Jadi kalau alasannya untuk menyelamatkan Jawa, bukankah itu justru mengorbankan Kalimantan?" katanya.
Baca Juga: Gurita Korupsi di ANTAM, Kerugian Besar dan Ancaman Kehancuran
Ia menambahkan bahwa solusi untuk kerusakan ekologi di Jawa bisa dilakukan tanpa harus memindahkan ibu kota.
"Bukankah revitalisasi kota dan perbaikan lingkungan bisa dilakukan tanpa harus merelokasi pusat pemerintahan?" tanyanya.
Dr. Tifa mengajak masyarakat untuk lebih kritis terhadap narasi yang disampaikan pemerintah.
Menurutnya berbagai alasan yang dikemukakan terkait pemindahan ibu kota lebih banyak merupakan bentuk rasionalisasi ketimbang solusi nyata bagi permasalahan Indonesia.
"Apakah pemindahan ibu kota ini benar-benar solusi atau hanya kepentingan politik semata?" pungkasnya.***