Bisnisbandung.com - Media sosial yang semakin berkembang saat ini tentu memiliki dampak terhadap perkembangan perilaku anak-anak.
Dampak negatif penggunaan media sosial seringkali membayangi perkembangan anak-anak akibat konten yang sulit terkontrol.
Menyadari potensi dampak negatif tersebut dan kurangnya program yang berpusat pada anak, Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) telah mengambil sikap proaktif untuk mendorong pembentukan peraturan media ramah anak di negara ini.
Baca Juga: Menteri Bahlil Pastikan Stok LPG 3 Kg Aman, Tak Ada Kelangkaan
Inisiatif ini tidak hanya penting untuk melindungi pemirsa muda tetapi juga untuk menumbuhkan lingkungan media yang lebih positif dan mendidik bagi anak-anak.
Menurut Ketua Umum ATVLI, Bambang Santoso, pentingnya media ramah anak tidak bisa diabaikan. Anak-anak adalah salah satu audiens yang paling mudah terpengaruh, dan konten yang mereka konsumsi dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap perkembangan, perilaku, dan pemahaman mereka terhadap dunia.
"Sebagai asosiasi yang mewakili lembaga penyiaran televisi lokal di Indonesia, ATVLI memiliki posisi unik untuk mempengaruhi praktik media di negara ini terutama untuk anak usia dini dan remaja". Ungkap Santoso, di Jakarta.
Baca Juga: Napoli Gagal Menang Melawan AS Roma, Ini Komentar Antonio Conte
Untuk itu Asosiasi ini menghimbau dan mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi RI, untuk mengambil langkah-langkah strategis dengan regulasi yang mengatur semua platform media supaya memberi dan menyampaikan program yg ramah terhadap anak-anak dan membuat regulasi yg tegas terkait pembatasan usia anak dalam menggunakan media sosial
1. Pedoman Konten
Tetapkan pedoman yang jelas tentang konten yang sesuai dan cocok untuk anak-anak, pastikan bahwa program selaras dengan nilai-nilai pendidikan dan budaya.
2. Sistem Klasifikasi Usia
Menerapkan sistem klasifikasi usia yang kuat untuk membantu orang tua dan wali membuat pilihan yang tepat mengenai tontonan anak-anak mereka.
3. Dorongan untuk Pemrograman Pendidikan
Menawarkan insentif bagi jaringan untuk memproduksi lebih banyak konten pendidikan yang ditujukan untuk pemirsa muda.
4. Pemantauan dan Evaluasi
Membentuk badan independen untuk memantau konten media secara berkala, memastikan kepatuhan terhadap peraturan ramah anak.
Baca Juga: Rocky Gerung: Jangan Biarkan Nusron Sendirian Melawan Warisan Oligarki Jokowi!