bisnisbandung.com - Baru-baru ini, rumah mantan Presiden Jokowi menjadi sorotan setelah ratusan orang terlihat mengantre untuk bertemu dengannya.
Fenomena ini pun memicu berbagai spekulasi di media sosial, dengan sebagian pihak menganggapnya sebagai tanda besarnya dukungan masyarakat, sementara yang lain menilainya sebagai kejadian yang kebetulan terjadi sekali saja.
Pegiat media sosial Alifurrahman turut memberikan pandangannya terkait fenomena ini. Menurutnya, kejadian ini bukanlah sesuatu yang berulang secara konsisten, melainkan hanya terjadi sekali dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Persaingan Brutal dan Banyak Produk Impor, Julio Ekspor: Gak Bisa Cuma Fokus di Pasar Indonesia
Ia menilai bahwa kejadian antrean panjang ini tidak mencerminkan suatu tren yang terus berlangsung, melainkan lebih kepada peristiwa insidental yang kemudian dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk kepentingan masing-masing.
“Kayaknya panjang sekali antriannya sampai Pak Jokowi katanya kaget, kenapa ada banyak sekali orang yang ingin bertemu dan bersalaman dengan dirinya,” ujarnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Seword TV, Minggu (2/2/25).
“Wah, para pemuja dan pemuji Pak Jokowi tiba-tiba mengatakan bahwa ini adalah sebuah gerak semesta, bahwa Pak Jokowi itu sangat dicintai oleh masyarakat Indonesia. Ini buktinya, ada ratusan orang yang rela antre untuk bertemu dengan Pak Jokowi,” lanjutnya.
Baca Juga: Perpindahan ASN ke IKN Ditunda, Rocky Gerung: Smart City Sudah Selesai Hanya di Laptop Mulyono
Alifurrahman juga menyoroti bagaimana kejadian ini disikapi di media sosial. Ia menyebut bahwa ada pihak yang menganggap antrean tersebut sebagai bukti kecintaan masyarakat terhadap Jokowi.
Sementara yang lain beranggapan bahwa peristiwa ini telah diatur untuk menciptakan narasi tertentu.
Ia menilai, seperti halnya demonstrasi yang dapat disiapkan dengan massa tertentu, antrean panjang di rumah Jokowi pun bisa saja merupakan bagian dari skenario yang dirancang untuk menciptakan kesan tertentu.
Jika ditinjau lebih dalam, fenomena antrean panjang ini sebenarnya bukanlah kejadian yang sering terjadi.
Baca Juga: Warga dan Mahasiswa Bergerak Tolak Proyek PIK 2, Hersubeno: Pemerintah Tidak Boleh Diam