nasional

Ade Armando: Sejak Kapan Prabowo Kejar-Kejaran dengan Jokowi?

Rabu, 22 Januari 2025 | 20:45 WIB
Ade Armando (Tangkap layar youtube Cokro TV)

bisnisbandung.com - Ade Armando mengungkapkan hubungan antara Prabowo dan Jokowi selama ini merupakan hubungan persahabatan, bukan persaingan seperti yang coba digambarkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Ia  menilai bahwa upaya PDIP, khususnya melalui pernyataan juru bicara mereka, Guntur Romli, terlihat seperti ingin memanaskan situasi dengan menciptakan narasi persaingan antara Prabowo dan Jokowi.

 Bahkan, menurut Ade, komentar PDIP yang memperingatkan Prabowo untuk berhati-hati terhadap "campur tangan" Jokowi dinilai sebagai langkah yang menggelikan dan memalukan.

Baca Juga: Pro dan Kontra 100 Hari Prabowo-Gibran, Adi Prayitno: Apa yang Sudah dan Belum Tuntas?

“Sejak kapan kita menyaksikan Prabowo berkejar-kejaran dengan Jokowi? Hubungan antara keduanya bukanlah hubungan persaingan,” tegas Ade Armando dilansir dari Cokro TV.

“Saya melihat PDIP ingin dengan sengaja memecah hubungan mereka. PDIP seperti ingin memanas-manasi kedua pemimpin Indonesia itu bahwa mereka sebenarnya bersaing memperebutkan suara rakyat,” lanjutnya.

Lebih jauh, Ia melihat adanya pola kebencian terhadap Jokowi yang tertanam dalam sikap PDIP.

Hal ini, katanya, terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan PDIP untuk menggiring opini publik agar percaya bahwa Jokowi adalah ancaman bagi kepemimpinan Prabowo.

Baca Juga: KPK Umumkan LHKPN Kabinet Merah Putih, Siapa Pemilik Harta Rp5,4 Triliun?

 Ia bahkan memperingatkan bahwa narasi serupa bisa meluas hingga menyentuh sosok Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi.

Dalam pandangan Ade Armando, tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap Prabowo selama 100 hari pertama masa jabatannya tidak terlepas dari beberapa faktor utama.

Salah satunya adalah tidak adanya polarisasi politik yang tajam seperti yang terjadi pada masa Jokowi.

Ia menjelaskan bahwa mayoritas pemilih Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dapat menerima kemenangan Prabowo dengan lapang dada, berbeda dengan situasi yang terjadi pada kekalahan Prabowo di 2014 dan 2019.

Baca Juga: Klarifikasi AHY, Sertifikat HGB Pagar Laut Sudah Diterbitkan Sebelum Saya Tahu

Halaman:

Tags

Terkini