nasional

Effendi Simbolon Mengobok-Obok PDIP, Adi prayitno Soroti Desakan yang Meminta Megawati Mundur

Jumat, 10 Januari 2025 | 19:55 WIB
Adi Prayitno (Tangkap layar youtube tvOneNews)

bisnisbandung.com - Pengamat politik Adi Prayitno menyoroti langkah Effendi Simbolon yang meminta Megawati Soekarnoputri mundur dari jabatan Ketua Umum PDIP.

 Menurutnya, permintaan tersebut mencerminkan adanya upaya untuk melemahkan PDIP di tengah tekanan politik yang kian kompleks.

“Ini adalah salah satu bentuk bahwa memang selama ini ada pihak-pihak yang memang ingin mengawut-awut dan ingin mengobok-obok PDIP supaya tidak sekuat dan tidak setangguh seperti dahulu kala,”  jelasnya dilansir dari youtube Adi Prayitno Official.

Ia mengaitkan desakan Effendi Simbolon dengan penetapan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh KPK.

Baca Juga: Bukan Sembarangan! Erick Thohir Ungkap Rahasia Dibalik Penunjukan Patrick Kluivert

 Kasus ini, menurut Adi, memiliki efek domino yang tidak hanya menyasar individu tertentu, tetapi juga memengaruhi persepsi publik terhadap soliditas PDIP.

“Jadi, tidak mengherankan ketika Effendi Simbolon meminta Megawati Soekarnoputri itu mundur dari jabatan politiknya sebagai Ketua PDIP, ini kan memancing reaksi yang cukup luar biasa dari PDIP,” ujarnya.

 Langkah KPK dalam menggeledah rumah Hasto dan memanggil pihak-pihak terkait turut memperbesar tekanan politik yang dihadapi partai.

Baca Juga: Erick Thohir Bongkar Alasan Pemecatan Shin Tae-yong, Ini Bukan Keputusan Mendadak!

 Dalam konteks ini, kritik Effendi dianggap memperkeruh suasana dan memunculkan kesan bahwa PDIP tengah berada dalam pusaran krisis internal.

Namun, Adi menyoroti waktu penyampaian kritik Effendi yang dianggap tidak strategis. Ia menyayangkan mengapa desakan seperti ini tidak disampaikan ketika Effendi masih menjadi kader PDIP.

 Jika kritik tersebut muncul dari dalam, hal itu bisa dianggap sebagai upaya pembenahan internal yang konstruktif.

Baca Juga: Fabrizio Romano: Misi Patrick Kluivert Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026

 Sebaliknya, karena disampaikan dari luar, kritik Effendi lebih mudah dilabeli sebagai suara "outsider" yang memiliki agenda politik tertentu.

Halaman:

Tags

Terkini