bisnisbandung.com - Kritik tajam muncul dari Laksamana Sukardi terhadap pola kepemimpinan Megawati Soekarnoputri di PDIP.
Laksamana Sukardi menyoroti perlunya perubahan mendasar dalam sistem politik dan manajemen partai, terutama di era PDIP sebagai kekuatan dominan dalam perpolitikan nasional.
Ia menyebut bahwa PDIP, selama satu dekade terakhir, memiliki peluang besar untuk memperbaiki sistem politik.
Namun, kesempatan tersebut dinilai tidak dimanfaatkan dengan optimal. Sebaliknya, PDIP dianggap terbuai oleh kekuasaan yang dinikmati, hingga akhirnya ketika sistem yang sama berbalik menjadi tantangan, partai justru bereaksi dengan kemarahan.
Baca Juga: Ade Armando Sebut Penetapan Hasto Sebagai Tersangka Sebagai ‘Karma’: PDIP Perlu Intropeksi DIri
“Saya pikir ketika keberuntungan tidak pada pihaknya, mulai ributlah, malah mengatakan merusak demokrasi,” jelasnya dilansir dari youtube Cokro TV.
Salah satu poin utama dalam kritik Sukardi adalah sistem hak prerogatif Megawati yang dianggap tidak sehat bagi demokrasi.
Ia menilai, hak prerogatif dalam penentuan calon presiden seharusnya tidak hanya berada di tangan satu orang, yaitu Megawati.
Menurutnya, ini menjadi cerminan dari pola politik yang otoriter dan jauh dari semangat demokrasi.
Baca Juga: Muncul Isu Presiden Prabowo Sakit, Tunda Pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia
Selain itu, Laksamana Sukardi menyoroti pentingnya reformasi dalam proses pemilihan pejabat tinggi negara, seperti hakim Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, yang saat ini terlalu terpusat pada DPR dan pemerintah.
Laksamana Sukardi juga menyoroti pidato Megawati yang baru-baru ini disampaikan. Pidato tersebut dinilainya kurang mencerminkan jiwa kepemimpinan dan lebih menyerupai hiburan.
Ia mempertanyakan bagaimana seorang pemimpin besar bisa menyampaikan narasi yang dianggap tidak relevan dalam situasi yang membutuhkan keseriusan.
Baca Juga: Rocky Gerung Soroti Dilema Prabowo ditengah Perseteruan PDIP dan Jokowi yang Kian Memanas