nasional

Luhut Tidak Menyapa Gibran dalam Pidatonya, Alifurrahman: Hanya Menyapa Presiden Prabowo dan Para Menteri

Selasa, 17 Desember 2024 | 20:15 WIB
Alifurrahman, Pegiat media sosial (Tangkap layar youtube Seword TV)

bisnisbandung.com - Video pidato Luhut Binsar Pandjaitan dalam penyerahan daftar DIPA 2025 menjadi sorotan setelah ia hanya menyapa Presiden Prabowo Subianto dan para menteri, tanpa menyebut Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Momen ini memicu perdebatan di publik mengenai posisi dan peran Gibran di tengah kabinet.

Dalam pandangan, pegiat media sosial, Alifurahman ketidaksengajaan Luhut tidak menyapa Gibran bisa mencerminkan pandangan alam bawah sadar sebagian elite kabinet.

“Meskipun ini pasti cuma enggak sengaja aja gitu ya, pasti kelupaan aja karena memang di sisi lain mereka ya bersalaman, ngobrol gitu ya. Meskipun ya entah ngobrol apa karena singkat sekali, tapi intinya ya mereka bersalaman gitu,” paparnya di youtube Seword TV.

Baca Juga: Soal Dinasti Prabowo, Mahfud MD: Angkat Keluarga? Biasa, Asal Tak Langgar Aturan

“Tapi ketika Pak Luhut tidak menyapa Gibran, meskipun itu karena pasti faktor kelupaan, memang ini nampaknya didukung oleh alam bawah sadar seorang Luhut dan banyak mungkin menteri-menteri yang lain di Kabinet Merah Putih gitu,” sambungnya.

 Gibran dianggap hanya sebagai sosok yang "dititipkan" tanpa pengaruh signifikan dalam dinamika pemerintahan saat ini.

 Meskipun acara formal tersebut memperlihatkan interaksi singkat antara Luhut dan Gibran, kelalaian menyebut namanya dalam pidato memberi kesan bahwa posisi Wakil Presiden tidak terlalu esensial.

Baca Juga: Politik Indonesia Semakin Panas! Hersubeno: Jokowi Jadi Matahari Ketiga Setelah Prabowo-Gibran

Dalam konteks ini, Alifurrahaman menganalisis mengenai bagaimana Gibran tampil di berbagai situasi.

 Ketika berada dalam acara kabinet bersama Presiden Prabowo, Gibran disebut tampak berusaha menunjukkan kepercayaan diri dengan gestur duduk tegak dan membusungkan dada.

 Namun, dalam situasi lain, seperti blusukan bertemu rakyat, ia lebih percaya diri tampil santai, bahkan membungkuk ketika bersalaman dengan tokoh masyarakat.

ALifurrahman berpandangan bahwa fenomena ini dinilai sebagai upaya Gibran membangun citra di mata publik. Meski demikian, posisi Wakil Presiden dinilai tetap memiliki keterbatasan, bergantung pada ruang yang diberikan oleh Presiden.

Baca Juga: Jokowi dipecat PDI-P, Ikrar Nusa Bhakti: Kehilangan Cahaya Kekuasaan

Halaman:

Tags

Terkini