nasional

Prabowo Heran Bahlil Tidak Mahir Bahasa Inggris, Hersubeno Arief: Kok Bisa Ditunjuk Pak Jokowi?

Jumat, 13 Desember 2024 | 21:40 WIB
Hersubeno Arief, Jurnalis Senior (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)

bisnisbandung.com - Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus pada sosok Bahlil Lahadalia dalam pidatonya di peringatan 60 tahun Partai Golkar, Kamis, 12 Desember 2024.

 Dalam acara tersebut, Prabowo mengungkapkan kekagumannya terhadap perjalanan karier Bahlil, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Namun Ia juga menyampaikan keheranannya terhadap Bahli Lahdalia yang bukan lulusan universitas ternama dan juga tidak mahir berbahasa Inggris namun bisa menjabat sebagai Menteri Investasi di era Jokowi.

Dalam pandangan Hersubeno Arief, seorang analis politik dari Forum News Network, menilai bahwa posisi Menteri Investasi memiliki tanggung jawab besar dalam menarik investor asing ke Indonesia.

Baca Juga: Perintah Pimpinan Alasan Kubu Ridwan Kamil Batal Gugat ke MK, Alifurrahman: Prabowo Gak Mau Ribut

 Oleh karena itu, kemampuan komunikasi internasional, seperti penguasaan bahasa Inggris, serta latar belakang pendidikan dari universitas bergengsi, sering dianggap sebagai prasyarat penting.

“Menteri Investasi itu kan urusannya dengan investor-investor dari luar negeri, dan kemampuan berbahasa, minimal Bahasa Inggris, itu kan dituntut jadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar,” ujar Hersubeno Arief dilansir dari youtube pribadinya.

“Tapi kok bisa ada orang seperti Bahlil yang ditunjuk oleh Pak Jokowi sebagai Menteri Investasi?” sambungnya.

Baca Juga: Jokowi Berubah, Ikrar Nusa Bhakti: Tekanan Politik Bikin Arogan

 Fakta bahwa Bahlil merupakan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay, sebuah perguruan tinggi swasta di Jayapura, dan tidak memiliki latar belakang pendidikan di universitas internasional ternama, menjadi perhatian utama dalam analisis Hersubeno.

Menurut Hersubeno, keputusan Jokowi menunjuk Bahlil mungkin didasarkan pada pertimbangan yang tidak semata-mata teknokratis.

 Ia melihat bahwa kemampuan Bahlil dalam membangun relasi politik dan pengaruhnya di kalangan elite nasional bisa menjadi faktor penting.

Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang sering mengedepankan loyalitas dan kecakapan praktis dibandingkan kualifikasi akademik murni.

Baca Juga: PPP Siap Berbenah, Sandiaga Uno Dapat Arahan Khusus Langsung dari Jokowi

Halaman:

Tags

Terkini