bisnisbandung.com - Posisi Jokowi saat ini menjadi sorotan setelah resmi dipecat dari PDIP di tengah pusaran kekuatan politik yang memanas.
Budayawan Mohamad Sobary menyoroti fenomena ini sebagai tanda-tanda mulai melemahnya kekuasaan Jokowi.
Ia mengaitkannya dengan mundurnya Miftah Maulana yang dianggap sebagai bagian dari strategi politik Jokowi.
“Barangkali si Miftah merupakan salah satu yang paling menyolok sebagai gambaran robohnya bangunan politik Jokowi, robohnya ambisi Jokowi, Bung,” ungakapnya dilansir dari youtube Anak Bangsa TV.
Sobary mengkritisi langkah-langkah politik Jokowi yang dinilai memiliki ambisi besar, termasuk dalam upaya memperkuat pengaruh politik hingga 2029.
Ia menilai bahwa agenda politik Jokowi telah menciptakan pola dukungan terhadap figur-figur tertentu, yang belakangan justru mengalami kejatuhan.
Tokoh seperti Miftah menjadi contoh nyata dalam narasi ini, dengan robohnya pengaruh tokoh tersebut dianggap sebagai indikasi awal dari melemahnya bangunan politik Jokowi.
Baca Juga: Rendahnya Partisipasi Pilkada Demokrasi Kita Jadi Cacat, Kata Geisz Chalifah
“Itu mula-mula. Robohnya Jokowi bisa dilihat dari sudut itu. Dari pion-pionnya Jokowi yang dirobohkan. Ya, Jokowi akan rontok,” katanya.
Selain itu, Sobary menggarisbawahi bahwa kekuatan Jokowi dalam arena politik lokal, seperti Pilkada, tampak mulai tergeser.
Meskipun beberapa pihak menganggap Jokowi memiliki keberhasilan di tingkat tertentu, Sobary menilai bahwa kekuatan PDIP di sejumlah wilayah tetap solid, terutama di tingkat kabupaten dan kota.
Jawa Timur, misalnya, kini disebut sebagai salah satu basis kekuatan baru PDIP, yang menunjukkan pergeseran dinamika politik nasional.
Baca Juga: Rocky Gerung: Warisan Defisit Jokowi Jadi Beban Berat untuk Prabowo