Bisnisbandung.com - Isu anti korupsi yang dulunya menjadi sorotan utama dalam kebijakan pemerintah Indonesia kini semakin memudar.
Khoirul Umam seorang pakar hukum dan pemerintahan menyebutkan bahwa pemerintah Jokowi di dua periode terakhir ini bertanggung jawab atas proses pelemahan upaya pemberantasan korupsi yang cukup signifikan.
Menurut Khoirul Umam ada perubahan besar dalam cara pemerintah menangani masalah korupsi terutama dalam konteks kelembagaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca Juga: Nusa Ikrar Bhakti: Jokowi Mengajarkan Anak Menantunya Berpolitik Secara Suka-Suka
Khoirul Umam menilai bahwa kelemahan yang terjadi pada pemberantasan korupsi tidak hanya bersifat struktural.
Tetapi juga terkait dengan perubahan cara pandang terhadap peran lembaga-lembaga negara termasuk KPK.
Dikutip dari youtube Garvita TV, Khoirul Umam menjelaskan "Saat di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi justru lebih menekankan pada proses pembiasaan."
"Korupsi yang dulu menjadi isu sentral kini perlahan bergeser menjadi isu pinggiran yang tidak lagi mendapat perhatian yang memadai," ungkap Khoirul Umam.
Menurutnya pada tahun-tahun sebelumnya khususnya di era 2010-an KPK dan lembaga anti korupsi lainnya begitu gencar dalam melakukan penyelidikan dan penindakan.
Baca Juga: Benarkah Partisipasi Pilkada Rendah Karena ada Pihak yang Menghalangi? Analisis Hendri Satrio
Namun pada era pemerintahan Jokowi kebijakan yang diambil cenderung lebih mengarah pada pencegahan dan tidak cukup fokus pada pemberantasan secara langsung.
"Pemerintahan Jokowi di periode kedua ini terjadi pelemahan dalam aspek kelembagaan anti korupsi. Salah satu contoh yang sangat kontroversial adalah wacana penggabungan KPK dengan Ombudsman yang akhirnya membuat KPK kehilangan fungsi penindakannya," tambahnya.
Khoirul Umam juga menyoroti bagaimana kini pemberantasan korupsi sering kali dianggap sebagai ‘undian nasib’ siapa yang akan menjadi sasaran selanjutnya dan apakah upaya pemberantasan tersebut benar-benar menghasilkan perubahan nyata.
Dalam suasana seperti ini dia merasa optimisme masyarakat terhadap gerakan anti korupsi mulai memudar dan ini bisa berisiko buruk bagi masa depan Indonesia.
Baca Juga: Nusa Ikrar Bhakti: Jokowi Mengajarkan Anak Menantunya Berpolitik Secara Suka-Suka