Bisnisbandung.com - Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menggegerkan dunia militer dengan melakukan rotasi besar-besaran terhadap perwira tinggi TNI.
Dalam waktu kurang dari 100 hari setelah dilantik Prabowo menggantikan sekitar 300 perwira termasuk sejumlah jenderal yang dikenal sebagai loyalis pemerintahan Presiden Jokowi.
Rocky Gerung seorang pengamat politik menyebut langkah ini sebagai upaya 'bersih-bersih' terhadap jajaran militer yang terlalu dekat dengan kekuasaan sebelumnya.
Baca Juga: Nusa Ikrar Bhakti: Jokowi Mengajarkan Anak Menantunya Berpolitik Secara Suka-Suka
Menurut Rocky Gerung rotasi yang dilakukan Prabowo tidak sekadar untuk menyegarkan institusi TNI.
Tetapi juga merupakan langkah strategis untuk memastikan TNI kembali ke jalur profesionalisme sebagai alat pertahanan negara, bukan alat politik.
"Ini adalah upaya untuk mengembalikan TNI pada fungsinya yang sesungguhnya menjaga keamanan negara bukan melibatkan diri dalam politik praktis," ungkap Rocky Gerung dalam youtubenya.
Pada masa pemerintahan Jokowi, Rocky Gerung mengkritik adanya praktik penempatan perwira yang lebih didasarkan pada kedekatan dengan kekuasaan daripada pada prinsip meritokrasi.
Hal ini menurutnya telah merusak profesionalisme TNI dan Polri.
"Banyak perwira muda yang melompati seniornya hanya karena kedekatannya dengan kekuasaan," ujar Rocky Gerung.
Namun bagi Prabowo yang memiliki latar belakang sebagai mantan Panglima Kostrad dan Menteri Pertahanan rotasi ini merupakan hal yang wajar.
Selain itu ini perlu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap TNI.
Prabowo yang juga seorang jenderal tentu lebih paham tentang kebutuhan postur TNI termasuk penempatan perwira yang tepat di posisi strategis.
Baca Juga: Analisis Pengaruh Jokowi di Pilkada , Selamat Ginting: Pahami Jokowi Harus dengan Logika Terbalik