nasional

Benarkah Partisipasi Pilkada Rendah Karena ada Pihak yang Menghalangi? Analisis Hendri Satrio

Selasa, 10 Desember 2024 | 19:30 WIB
Hendri Satrio (Tangkap layar youtube Indonesia Lawyers Club)

bisnisbandung.com - Hendri Satrio, seorang pengamat politik, menyoroti rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada sebagai persoalan yang kompleks dan berulang.

Bahkan muncul dugaan adanya pihak yang menghalang-halangi masyarakat untuk tidak hadir dalam pencoblosan Pilkada.

Namun, menurut Hendri Satrio, ada sejumlah faktor yang menyebabkan fenomena ini, mulai dari kelelahan pemilih hingga dugaan intervensi politik.

 Istilah election fatigue yang ia gunakan menggambarkan kondisi di mana masyarakat mulai jenuh dengan pemilu yang terus berulang, sehingga memengaruhi tingkat partisipasi mereka.

Baca Juga: Ikrar Nusa Bhakti: Polri di Tengah Perebutan Kepentingan Politik

“Jadi menurut saya, seharusnya Pilkada nanti di 2029 ada baiknya ditunda lagi 2 tahunan. Jadi ada Pj kepala daerah lagi supaya kualitasnya lebih bermutu,” lugas Hendri Satrio dilansir dari youtube Bambang Widjajanto.

Ia juga menyinggung pola keberpihakan penjabat kepala daerah dan distribusi bantuan sosial yang kerap diberi label tertentu.

 Politisasi semacam ini, menurutnya, tidak hanya merusak citra demokrasi, tetapi juga menurunkan kepercayaan publik terhadap sistem pemilu.

 Hendri Satrio menilai bahwa tindakan tersebut dapat menjadi faktor penghambat yang membuat masyarakat merasa skeptis dan enggan berpartisipasi dalam Pilkada.

Baca Juga: BRI Optimalkan AI untuk Tingkatkan Produktivitas Tanpa Menggantikan Peran Manusia

Selain itu, Ia menyoroti dampak besar dari aura kekuasaan pasca-Pilpres. Baginya masa-masa setelah pemilihan presiden sering kali menjadi ajang bagi para aktor politik untuk mempertahankan pengaruhnya, sehingga mengesampingkan upaya meningkatkan kualitas Pilkada.

 Hal ini semakin diperburuk oleh keengganan sejumlah pihak untuk melepas keterkaitannya dengan kekuasaan, meskipun itu berarti harus berkompromi dengan prinsip demokrasi.

Baca Juga: Strategi Tiga Cangkir Prabowo, Bambang Harymurti: Kompetisi di Kabinet Tuntaskan Misi

 

Halaman:

Tags

Terkini