bisnisbandung.com - Rocky Gerung yang menilai pendekatan Presiden Prabowo Subianto terhadap proyek ambisius yang ditinggalkan Jokowi, yaitu IKN.
Ia beranggapan Presiden Prabowo terlihat lebih fokus pada upaya memprioritaskan kesejahteraan rakyat daripada melanjutkan proyek IKN, yang dianggap tidak memberikan manfaat signifikan dalam jangka pendek.
“Dan proyek-proyek IKN itu, kalau dilihat dari kacamata Prabowo hari ini, sebetulnya enggak ada gunanya, kan? Karena Prabowo berupaya untuk memakmurkan fondasi kesejahteraan rakyat lebih dahulu,” jelasnya dilansir dari youtube Rocky Gerung Official.
Baca Juga: Cak Lontong: Kemenangan Pramono-Rano adalah Kemenangan Demokrasi Warga Jakarta
Rocky Gerung mengungkapkan bahwa proyek IKN, yang dirancang di era Presiden Jokowi, hanya menambah beban keuangan negara tanpa memberikan dampak langsung terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat.
Ia menyebut bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, ada kemungkinan besar evaluasi mendalam akan dilakukan terhadap proyek ini.
Dan bisa saja akan mempertimbangkan untuk menjadikannya proyek jangka panjang atau bahkan menghentikannya jika dirasa tidak relevan dengan kebutuhan rakyat saat ini.
“Saya kira dia pada akhirnya harus ambil keputusan bahwa IKN itu, ya sudahlah, dibikin saja, proyek 50 tahun. Walaupun nanti 50 tahun, sebetulnya enggak ada nilainya lagi, secara estetik berubah, secara fungsional juga berubah,” tuturnya.
Baca Juga: Konflik Internal Golkar Memanas, Jusuf Kalla Laporkan Agung Laksono
Pendekatan Prabowo terhadap IKN, menurut Rocky Gerung, mencerminkan paradigma yang berbeda dari pendahulunya.
Jika Jokowi dinilai lebih fokus pada pencitraan proyek besar, Prabowo justru menekankan pentingnya membangun fondasi kesejahteraan yang kuat terlebih dahulu, seperti meningkatkan akses pendidikan, layanan kesehatan, dan pemberdayaan konomi masyarakat kecil.
Rocky Gerung menyinggung pengakuan dari Aguan soal alasannya investasi di IKN, mengungkap adanya tekanan politik dalam investasi di proyek-proyek strategis.
Baca Juga: LHKPN Pejabat Banyak Kejanggalan, Nawawi Pomolango: Ada Indikasi Gratifikasi