nasional

Jokowi Gagal Melemahkan PDIP, Eros Djarot: Bukan Menurut Saya, Tapi Berdasarkan Angka

Sabtu, 7 Desember 2024 | 20:15 WIB
Eros Djarot seorang Budayawan dan Politisi (Tangkap layar youtube 2045 TV )

bisnisbandung.com - Eros Djarot mengungkapkan bahwa upaya mantan Presiden Jokowi untuk melemahkan dominasi PDIP di kancah politik dinilai tidak berhasil.

Menurut Eros Djarot, fakta di lapangan menunjukkan angka-angka yang mencerminkan kegagalan strategi tersebut, terutama dalam mempertahankan kekuatan politik di basis-basis tradisional PDIP.

Meskipun menghadapi tekanan besar dari koalisi partai-partai lain yang mengeroyoknya, PDIP tetap mampu menunjukkan daya tahan politiknya.

Baca Juga: BRI Torehkan Prestasi Sabet 7 Penghargaan di Ajang Bergengsi Top 100 CEO & The 200 Leader Future Forum 2024

 Contohnya, di Jawa Tengah, Eros Djarot mencatat bahwa perolehan suara di wilayah ini bahkan menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan harapan para penantang.

“Seharusnya kalau Jawa Tengah, ya paling enggak cuma 25% atau 20% seperti  kemarin di Pilpres, Tapi kalau sekarang tiba-tiba 40-an (Suara calon yang diusung PDIP)  begitu, berarti gagal, kan?” ujarnya dilansir dari youtube 2045.

“Hal ini menjadi bukti bahwa upaya untuk mengurangi dominasi PDIP, termasuk melalui dukungan besar dari pihak-pihak yang dekat dengan Jokowi, belum memberikan hasil yang signifikan,” lanjutnya.

Baca Juga: Dewan Ekonomi Nasional Bahas Strategi, Luhut Optimis Ekonomi RI Tumbuh 8%

Rakyat tampaknya tetap percaya pada PDIP sebagai pilihan utama di beberapa wilayah strategis.

Eros Djarot juga menyoroti menurunnya pengaruh Jokowi di tengah masyarakat. Bahkan di wilayah tempat tinggalnya sendiri, dukungan terhadap kandidat yang didukung oleh Jokowi dinilai kurang maksimal.

 Ini menjadi indikasi bahwa figur presiden tersebut tidak lagi memiliki daya tarik yang cukup kuat untuk memengaruhi keputusan politik masyarakat.

Eros Djarot berpandangan masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, mulai menunjukkan sikap politik yang lebih independen.

Mereka cenderung lebih sulit dipengaruhi oleh intervensi politik, baik dari partai-partai besar maupun tokoh-tokoh nasional.

Baca Juga: Miftah Maulana Mundur, Rocky Gerung: Saatnya Pejabat Lain Ikut Bertanggung Jawab!

Halaman:

Tags

Terkini