bisnisbandung.com - Hasil dari Pilkada menunjukkan PDIP menjadi kekuatan oposisi yang signifikan. Pengamat politik Ray Rangkuti menyoroti bagaimana PDI Perjuangan, yang selama dua periode terakhir berada dalam koalisi pemerintahan, kini mulai menarik perhatian sebagai figur utama oposisi.
Menurut analisisnya, PDIP menunjukkan konsolidasi yang semakin kuat di beberapa wilayah strategis, seperti Jawa Tengah dan Jakarta.
“Kalau PDI nya masih di bawah koordinasi Ibu Mega (Megawati). Kalau saya sih yakin mereka enggak akan ragu-ragu untuk menjadi oposisi, gitu,” ungkapnya dilansir dari youtube Nusantara TV.
Hal ini terlihat dari peningkatan suara partai di beberapa daerah yang sebelumnya menjadi basis suara bagi kandidat lain.
Tren ini menandakan mulai terbentuknya pengelompokan baru di kalangan oposisi, dengan PDI Perjuangan menjadi poros utama bagi mereka yang kecewa terhadap tokoh-tokoh pemerintahan saat ini maupun kandidat-kandidat lainnya.
“Saya melihat apa yang terjadi sekarang ini, istilah saya itu seperti pengelompokan oposisi, gitu. Jadi, kelompok-kelompok oposisi ini sekarang seperti mendapatkan figur barunya yang diwakilkan oleh PDI Perjuangan, gitu,” jelas Ray Rangkuti.
Peralihan posisi dari partai pendukung pemerintah menjadi oposisi bukan hal baru bagi PDI Perjuangan.
Di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, partai ini memiliki pengalaman panjang sebagai oposisi selama era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, situasi politik saat ini memberikan tantangan berbeda.
Baca Juga: Olok-Olok Penjual Es Teh, Miftah Maulana Minta Maaf dan Lebih Berhati-Hati
Jika Megawati tetap memimpin, banyak pihak yakin partai ini tidak akan ragu mengemban peran tersebut.
Sebaliknya, jika ada perubahan kepemimpinan di PDI Perjuangan, arah politik partai ini bisa mengalami pergeseran.
Hal ini menjadi tantangan besar bagi konsistensi ideologis dan strategis partai di masa mendatang.
Baca Juga: BRI Dukung Figur Inspiratif Lokal, Saiban Gerakkan UMKM Ponorogo Menuju Sukses