Bisnisbandung.com - Pesta demokrasi Pilkada DKI Jakarta 2024 terus menyajikan drama politik yang tak kunjung usai.
Beberapa hari setelah pemungutan suara klaim kemenangan dari kubu Pramono Anung-Rano Karno kembali menjadi sorotan.
Namun menurut pengamat politik Ade Armando klaim tersebut terlalu prematur dan bisa menyesatkan publik.
Baca Juga: Pahami Etika Komunikasi Formal Untuk Kesuksesan Bisnis Anda!
Ade Armando menegaskan tidak ada yang bisa memastikan hasil Pilkada Jakarta apalagi menyatakan sudah ada pemenang sampai KPU resmi merilis hasil rekapitulasi suara.
Dikutip dari youtube COKRO TV, Ade Armando menjelaskan "Seharusnya tidak ada satu pun orang yang bisa tahu apakah Pilkada Jakarta bisa berlangsung dalam satu putaran atau harus dua putaran. Tidak KPU tidak Bawaslu apalagi kubu Pramono atau kubu Ridwan-Suswono."
Pernyataan dari kubu Pramono yang mengklaim kemenangan dengan angka suara 50,07% berdasarkan hasil real count memang mencuri perhatian.
Mereka menganggap sudah mencapai angka minimal untuk menghindari putaran kedua. Namun Ade Armando menilai klaim tersebut berlebihan.
"Memang benar jika kubu Pramono mengatakan mereka unggul tetapi belum tentu menang. Itu hanya angka sementara dan tidak bisa dijadikan patokan pasti untuk menang," jelasnya.
Baca Juga: Bangun Karir Bersama PT Serasi Autoraya (SERA) Terbuka Untuk Diploma dan Sarjana
"Siapa yang benar? Kita tidak bisa tahu. Menghitung suara secara manual dari formulir C1 yang terkumpul di hampir 15.000 TPS bukanlah hal yang mudah. Banyak potensi kesalahan baik dalam penulisan angka atau bahkan kecurangan," kata Ade Armando.
Bahkan Ade Armando menyebut adanya dugaan kecurangan seperti ditemukannya 18 surat suara tercoblos di TPS Pinang Ranti, Jakarta Timur.
Meski hanya sedikit Ade Armando menilai hal serupa mungkin terjadi di TPS lain.
Baca Juga: Website TRAC: Cara Aman dan Nyaman untuk Booking Rental Mobil Terdekat