Bisnisbandung.com - Irma Suryani Chaniago menanggapi sikap kritis sejumlah tokoh pro-demokrasi seperti Refly Harun, Abraham Samad, Said Didu dan kawan-kawannya yang dianggapnya hanya sebagai bentuk "genit-genitan" politik.
Ia melihat upaya mereka untuk memicu isu-isu kontroversial, termasuk desakan agar Presiden Jokowi dan Gibran diperiksa, sebagai aksi yang tidak berdampak signifikan.
“Saya kira enggak usah diredam, biarkan saja. Mereka akan hilang sendiri. Sepanjang pemerintah bekerja dengan benar dan on the track, mereka akan mati sendiri,” lugasnya.
Irma Suryani menilai, selama pemerintah tetap fokus dan bekerja sesuai aturan, isu-isu tersebut akan kehilangan daya tarik dan akhirnya mereda dengan sendirinya.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Pengusaha Muda, BRI Jalin Kerja Sama Strategis dengan HIPMI
“Genit-genitan saja. Menurut saya, hanya cari perhatian. Saya juga kenal Said Didu. Dulu dia di BUMN, saat saya masih sebagai karyawan BUMN, beliau juga enggak teriak-teriak begitu,” lanjutnya.
Dilansir dari youtube Zulfan Lindan Unpacking Indonesia, Irma menanggapi soal pertemuan para tokoh pro demokrasi dengan pimpinan DPD RI.
Menurutnya hal itu dianggap tidak memiliki dampak berarti karena DPD hanya memiliki kewenangan terbatas di wilayahnya.
Baca Juga: Kenapa BP Migas Dibubarkan? Mahfud MD Ungkap Potensi Korupsi Besar
“Tapi ke DPD, yang hanya memiliki kewenangan wilayah, saya yakin juga di DPD itu tidak semuanya berpikiran seperti mereka,” jelasnya.
Dalam pandangan Irma Suryani, langkah mereka ke DPD lebih sebagai aksi mencari perhatian ketimbang aksi substantif yang berdampak langsung pada jalannya pemerintahan.
Ia juga menyinggung karakteristik Refly Harun yang ia nilai berbakat, dan menyayangkan bahwa Refly justru memilih jalur kritik yang menurutnya tidak selaras dengan potensi intelektualnya.
“Lalu ada Refly, anak muda yang sebenarnya, menurut saya, secara kemampuan, sangat disayangkan,” ungkapnya.
Baca Juga: Suasana Mencekam, Meutya Hafid Ceritakan Puluhan Polisi Periksa Kominfo