Bisnisbandung.com - Dunia akademis Indonesia tengah diguncang kabar tak sedap yang melibatkan sejumlah dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Para dosen ini diduga menjiplak karya monumental sejarawan Inggris Peter Carey yang terkenal atas karyanya tentang Pangeran Diponegoro.
Menanggapi kasus ini pengamat dan intelektual Rocky Gerung menyebutnya sebagai “darurat etika intelektual.”
Dalam kanal YouTube-nya Rocky Gerung menyoroti bahwa kasus ini mencerminkan krisis etika di dunia akademis Indonesia.
Rocky Gerung juga menyindir fenomena-fenomena lain di mana terjadi pemalsuan ijazah, disertasi yang asal-asalan, hingga suap untuk promosi akademik.
Kabar ini mencuat setelah Peter Carey sejarawan ternama yang lama meneliti sejarah Jawa mengungkapkan bahwa beberapa dosen UGM diduga menyalin karyanya.
Carey menuduh bahwa buku hasil penelitiannya yang berjudul Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa telah dijiplak untuk sebuah buku sejarah tentang Madiun.
“Karya ini seharusnya mengajarkan sejarah kepada publik tapi malah dijadikan komoditas oleh mereka yang seharusnya menjaga nilai-nilai akademik,” tegas Carey dalam pernyataannya.
Baca Juga: Rekomendasi Investasi Yang Aman Bagi Peminat Saham Jangka Panjang
Dugaan ini muncul terkait buku pesanan Pemerintah Daerah Madiun yang dikabarkan menggunakan hasil plagiasi dari karya Carey.
Parahnya lagi setelah Carey menyampaikan protes, ia justru disebut-sebut sebagai persona non grata oleh pihak kampus sebuah langkah yang mengejutkan mengingat Carey adalah sosok yang dihormati di dunia akademis internasional.
“Kalau sudah sejarawan UGM, yang seharusnya menjadi penjaga etika dan integritas intelektual sampai memplagiasi karya orang lain lalu apa lagi yang bisa kita percayai dari dunia akademis kita?” ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung tak hanya menganggap ini sebagai kasus plagiarisme biasa, Dia menyebut tindakan ini sebagai bentuk “pengkhianatan intelektual.”
Baca Juga: Rekomendasi Parfum Aroma Buah Yang Awet