Bisnisbandung.com - Kasus dugaan korupsi yang menjerat mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong memicu perdebatan publik.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa penetapan Lembong sebagai tersangka bukan sekadar proses hukum biasa melainkan terkait dengan "balas dendam politik."
Dalam youtube pribadinya Rocky Gerung menyampaikan pendapatnya soal kasus yang menyeret Tom Lembong ini.
Baca Juga: Sinergi BRI dan Ombudsman Republik Indonesia, Gelar Sosialisasi Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
Menurutnya Tom Lembong adalah salah satu figur yang dikenal mendukung Anies Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta yang dianggap sebagai oposisi utama pemerintahan Jokowi di periode kedua.
"Publik melihat ada aroma politis di balik kasus ini. Bukan hanya netizen banyak tokoh publik yang juga mempertanyakan dasar penetapan tersangka ini termasuk dari kalangan akademisi," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung mempertanyakan apakah hukum benar-benar ditegakkan independen dari pengaruh politik.
Menurutnya meski Jokowi sudah tidak menjabat, sosoknya masih kuat berpengaruh melalui orang-orang di berbagai lembaga penegakan hukum seperti Kejaksaan Agung dan KPK.
Hal ini yang menurut Rocky Gerung membuat publik curiga bahwa proses hukum terhadap Tom Lembong tak lepas dari bayang-bayang kekuasaan Jokowi.
Baca Juga: Mengapa Gen Z Bisa Kehilangan Pekerjaan dan Sulit Mendapatkan Pekerjaan, Berikut Faktanya
"Kalau kita lihat, aparat penegak hukum yang diangkat di era Jokowi masih mendominasi. Itu yang membuat publik bertanya, apakah hukum benar-benar independen?" lanjutnya.
Rocky Gerung juga menyoroti adanya tekanan publik agar KPK kembali menjadi lembaga independen.
Menurutnya saat ini ada permintaan kuat dari masyarakat sipil agar Prabowo Presiden yang baru terpilih menunjukkan komitmennya terhadap reformasi KPK.
Publik menginginkan seleksi ulang untuk pimpinan KPK agar bisa lepas dari bayang-bayang politik.
Baca Juga: Patung Sang Budha Dan Pesan Kebajikan di Jembrana Bali