Situasi ini kata Rocky Gerung berpotensi menciptakan celah antara pemimpin dan wakil pemimpin dalam menjalankan pemerintahan.
"Saya kira ketimpangan ini bisa jadi masalah serius dalam kabinet. Perlu kekompakan dan kesamaan visi antara presiden dan wakil presiden. Kalau tidak, bisa muncul ketidakharmonisan yang makin meruncing," tambah Rocky Gerung.
Rocky Gerung melihat langkah Gibran yang blusukan sebagai upaya untuk mendongkrak popularitas tetapi sayangnya terkesan meniru pola lama tanpa menawarkan sesuatu yang baru.
Rocky Gerung menekankan “Jadi sepertinya kita akan melihat persaingan sensasi antara presiden dan wakil presiden dalam memperebutkan sorotan publik.”
Baca Juga: RAN Berkolaborasi dengan Salma Salsabil mengeluarkan single terbaru berjudul 'Hey Tunggu Dulu'
“Hal ini jadi menarik untuk diperhatikan ke depannya, apakah Gibran akan mampu membawa narasi besar atau tetap berada di zona aman pencitraan,” tutur Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai Presiden Prabowo sedang berupaya keras memperbaiki citra dan hubungan internasional, Gibran perlu memantapkan perannya di dalam negeri untuk menyokong kebijakan strategis.
"Kalau hanya fokus pada kamera tanpa substansi, saya khawatir peran wakil presiden akan makin tergerus. Keduanya perlu bekerja sama untuk menghadirkan pemerintahan yang kuat dan saling melengkapi," tutup Rocky Gerung.***