Bisnisbandung.com - Dalam beberapa waktu terakhir pernyataan kontroversial Haikal Hassan mengenai sertifikasi halal mengundang berbagai reaksi terutama di kalangan pelaku usaha.
Haikal baru saja dilantik sebagai Ketua Badan Pelaksana Jaminan Produk Halal (BPJPH) menegaskan bahwa semua produk yang dijual di Indonesia termasuk kulkas dan shampo harus memiliki sertifikat halal.
Namun di balik kontroversi ini pengamat politik Ade Armando mengingatkan bahwa undang-undang yang mengatur soal halal ini memang sudah ada sejak lama.
Baca Juga: Didukung Penuh oleh bank bjb, Vindes Bukan Main Berlangsung Meriah di Senayan Park
Dikutip dari cokro tv, Menurut Ade Armando "Mungkin tampak aneh Undang-Undang No. 33 menetapkan bahwa ada enam jenis produk yang diwajibkan untuk mendapatkan sertifikasi halal termasuk produk non-makanan".
Ade Armando menjelaskan ini adalah fakta yang mungkin tidak banyak diketahui oleh publik.
Lebih lanjut Ade Armando menyoroti bahwa meski sertifikasi halal sudah ada sejak tahun 2014 pelaksanaan yang ketat baru akan dimulai pada Oktober 2024.
Dalam praktiknya sertifikasi ini dapat menambah biaya produksi yang signifikan bagi pelaku usaha dengan estimasi biaya mencapai IDR 5 juta hingga IDR 1,5 juta per jenis produk.
Ini tentunya akan menjadi beban bagi banyak pengusaha terutama yang bergerak di sektor UKM.
Baca Juga: Hadirkan Fitur QRIS Transfer, Transaksi Melalui BRImo Kini Makin Mudah dan Aman dengan
Tak hanya itu ada juga isu lain yang muncul terkait potensi korupsi dalam proses sertifikasi halal.
Tindakan semacam ini tentu saja mencederai kepercayaan publik terhadap sistem halal yang seharusnya menjamin keamanan dan kehalalan produk.
Ade Armando berpendapat "Perlu menjadi fokus utama bukanlah sosok Haikal Hasan melainkan undang-undang yang sudah ada dan bagaimana pemerintah bersama DPR perlu meninjau ulang peraturan yang dianggap membebani ini".
Perlu ada pendekatan yang lebih logis dan realistis dalam mengatur sertifikasi halal agar tidak membebani pelaku usaha dan merugikan perekonomian.
Baca Juga: BRICS Terbitkan Uang Baru Dan Akan Mendominasi, Dolar AS Siap Turun Drastis