Menurutnya jika pimpinan KPK dipilih oleh Jokowi maka ada potensi adanya kepentingan politik yang bisa mengganggu kinerja KPK dalam mengusut kasus korupsi yang melibatkan pihak-pihak tertentu.
“Pimpinan KPK itu harus independen, tidak boleh ada intervensi politik. Kalau dipilih Jokowi bagaimana kita bisa yakin KPK tetap bebas dari tekanan politik? Apalagi kita tahu korupsi banyak terjadi di lingkaran kekuasaan,” tambah Syahganda.
Terlepas dari kritiknya terhadap pemilihan pimpinan KPK, Syahganda mengaku tetap mendukung presiden Prabowo Subianto dalam upayanya memberantas korupsi.
Menurutnya Indonesia butuh pemimpin yang tegas dalam menghadapi korupsi dan siap mengambil langkah radikal untuk membenahi sistem yang ada.***