Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung menilai penunjukan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah strategis untuk memahami dan mengukur dinamika politik dalam kabinet Merah Putih.
Menurut Rocky Gerung, Luhut, dengan pengalamannya selama pemerintahan Jokowi, memiliki pemahaman mendalam tentang seluk-beluk politik nasional, menjadikannya aset penting dalam menavigasi berbagai tantangan politik yang mungkin muncul.
“Orang seperti Pak SBY dan Pak Luhut, yang merupakan senior dalam semangat korps yang sama dengan Pak Prabowo, akan menjadi tempat bagi Pak Prabowo untuk mengukur kondisi politik,” ungkapnya.
Baca Juga: Lebih Baik dari Kabinet Jokowi! Kaesang Ungkap Strategi dan Harapan di Balik Kabinet Prabowo
“Pengalaman Pak Luhut selama pemerintahan Pak Jokowi tentunya sangat berguna, karena Pak Luhut sangat mengenal kasak-kusuk dan labirin politik di era Pak Jokowi,” lanjut Rocky Gerung.
Rocky Gerung menyoroti bahwa kehadiran tokoh-tokoh senior seperti Luhut, serta mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), akan memainkan peran signifikan dalam memberi masukan dan nasihat kepada Prabowo.
Mereka tidak hanya memiliki pengalaman panjang dalam pemerintahan, tetapi juga mampu memahami perubahan politik yang kompleks di tingkat elite.
Baca Juga: Luhut Cerita Awal Mula Bergabung di Kabinet Prabowo, Izin Istri Sebelum Menerima Tugas
Rocky Gerung menganggap Luhut dan SBY sebagai penasihat senior yang, meskipun tidak resmi, dapat membantu Prabowo dalam menjaga stabilitas politik.
“Pak Luhut, yang mengerti relasi antara politik dan bisnis, tentu sinyal dan pendapat mereka berdua Pak Luhut dan Pak SBY akan sangat signifikan dalam mengikat secara paradigmatik isi kabinet Pak Prabowo,” bebernya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung mengingatkan bahwa kabinet Prabowo kemungkinan akan menghadapi potensi faksionalisme.
“Saya sebut ‘mengikat secara paradigmatik’ karena kelihatannya faksionalisme di dalam kabinet ini akan sangat besar, dan itu artinya, persaingan atau, bukan persaingan, sebut saja perlombaan untuk mencari akses pada APBN juga akan sangat tinggi,” terusnya.
Persaingan di antara partai-partai politik yang mendukung pemerintahan ini mungkin akan timbul, terutama dalam hal pengaruh dan akses terhadap anggaran negara.
Baca Juga: Pesan Kritis Mahfud MD untuk Prabowo, Harus Selesaikan Tugas Berat Warisan Jokowi