Bisnisbandung.com - Politisi senior Panda Nababan memberikan pandangannya mengenai pelantikan Prabowo Subianto sebagai presiden yang akan berlangsung pada bulan ini, 20 Oktober 2024.
Dalam pernyataannya di kanal YouTube Keadilan TV, Panda Nababan menyebut bahwa pergantian presiden adalah agenda kenegaraan yang rutin terjadi setiap lima tahun, sehingga bukan sesuatu yang dramatis.
Ia membandingkannya dengan pergantian presiden sebelumnya, seperti saat Susilo Bambang Yudhoyono digantikan oleh Jokowi.
Baca Juga: Faizal Assegaf Tegaskan Menuntut Adili Jokowi Itu Sudah Final: Bagaimana Nasib Gibran?
“Kalau soal pergantian presiden itu kan sudah bukan hal yang baru. Dulu juga SBY diganti oleh Jokowi, sebelumnya Habibie diganti,” jelas Panda Nababan.
“Jadi, soal pergantian-penggantian ini bukan sesuatu yang dramatis, gitu. Ini agenda kenegaraan yang memang tiap 5 tahun sekali terjadi. Saya melihatnya dari sisi itu,” sambungnya.
Meskipun proses ini merupakan hal yang biasa, Panda Nababan menilai masih ada hal menarik yang bisa diperhatikan, khususnya terkait hubungan antara Jokowi dan Prabowo.
Baca Juga: Berapi-api, Vicky Prasetyo Janjikan Pendidikan Gratis dan Ribuan Lapangan Kerja di Pemalang
“Nah, pengalaman kedua orang ini, Jokowi dan Prabowo, kan unik. Mereka punya kekhasan dalam rivalitas, persaingan, dan, tanda kutip, serangan ke serangan. Karena itu, berdasarkan hal yang sudah terjadi, hubungan antara keduanya rapuh,” ungkapnya
“Namun, ada pengakuan dari Prabowo bahwa Jokowi banyak berjasa dalam mengantarkan dia menjadi presiden. Itu tidak bisa diabaikan,” lanjut Panda Nababan.
Panda Nababan mengingatkan bahwa meski mereka pernah menjadi rival politik dengan persaingan yang sengit, Prabowo mengakui bahwa Jokowi memiliki peran penting dalam mengantarkannya ke kursi kepresidenan.
Panda Nababan juga berharap agar Prabowo dapat meminimalkan hal-hal buruk yang terjadi sebelumnya.
Salah satu harapan utamanya adalah agar Prabowo menghindari kebohongan dan selalu bersikap jujur dalam memimpin.
Baca Juga: Anies Masuk Kabinet Prabowo, Refly Harun: Apa Kabar Gibran?