Bisnisbandung.com - Budayawan Mohamad Sobary menyampaikan pandangannya terkait tuduhan bahwa Mahfud MD dianggap nyinyir dan sakit hati akibat kekalahannya dalam pemilihan.
Menurut Sobary, tuduhan tersebut muncul dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, bahkan mungkin merupakan ekspresi kekecewaan dari Presiden Jokowi sendiri.
“Barangkali itu suara kecewanya Jokowi sendiri, karena dia tidak bisa melawan Profesor Mahfud, lalu menggunakan orang jalanan, orang yang tidak mengerti persoalan, disuruh bersuara asal,” ujaranya dilansir dari youtube Anak Bangsa TV.
Baca Juga: Berapi-api, Vicky Prasetyo Janjikan Pendidikan Gratis dan Ribuan Lapangan Kerja di Pemalang
Sobary berpendapat bahwa Mahfud MD, sebagai ahli hukum, justru memberikan kritik terhadap kebijakan yang dinilai melanggar hukum dan merusak tatanan hukum di Indonesia.
“Jadi di mana salahnya kalau akhirnya Profesor Mahfud disebut sebagai orang yang nyinyir, sebagai orang yang kecewa? Ya kita tidak bisa, Bung, kita tidak bisa menuduh begitu saja,” lugas Sobary.
“Tapi orang yang menuduh-menuduh macam itu biasanya itu suara dari kepentingan kalangan elit istana,” sambungnya.
Sobary juga menyoroti adanya ambisi politik yang mempengaruhi dinamika politik saat ini, termasuk peran Presiden Jokowi dalam Pemilu dan Pilkada.
Baca Juga: Anies Masuk Kabinet Prabowo, Refly Harun: Apa Kabar Gibran?
Ia menekankan bahwa seharusnya presiden bersikap netral dalam menyelenggarakan proses demokrasi, namun kenyataannya ada indikasi campur tangan politik yang melibatkan berbagai aktor.
Tuduhan bahwa Mahfud MD sekadar nyinyir atau kecewa, menurut Sobary, berasal dari pihak-pihak yang tidak memahami permasalahan hukum.
Lebih jauh lagi, ia melihat tuduhan tersebut sebagai bagian dari upaya membungkam kritik yang konstruktif.
Sobary menegaskan bahwa Mahfud MD tidak hanya mengkritik tanpa dasar, tetapi memiliki peran penting dalam mempertahankan kesadaran hukum di tengah masyarakat.
Baca Juga: Everything Will Be OK! Qodari Yakin: Jokowi Nggak Akan Dipenjara