Bisnisbandung.com - Polemik kudeta di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) semakin menjadi sorotan, yang belum juga menemukan titik temu dalam penyelasaiannya.
Ade Armando mengkritik keras tindakan kelompok yang berusaha menggulingkan Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid. Baginya kudeta ini adalah skandal yang memalukan dan merupakan pertunjukan kekuasaan yang arogan.
Pada 27 September 2024, pertemuan antara Arsjad, Anindya, dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menghasilkan kesepakatan untuk menyelesaikan konflik ini melalui Munas resmi setelah pelantikan Prabowo sebagai presiden.
Namun, kesepakatan ini kemudian dilanggar ketika kubu Anindya mengumumkan kepengurusan Kadin 2024-2029 pada 7 Oktober 2024 tanpa mengikuti prosedur yang telah disepakati.
Baca Juga: Berapi-api, Vicky Prasetyo Janjikan Pendidikan Gratis dan Ribuan Lapangan Kerja di Pemalang
“Gara-gara kasus ini, muncul dugaan bahwa Menteri Kominfo pun berpihak pada Anindya. Lebih parahnya lagi, pada 7 Oktober, tiba-tiba saja diumumkan pengurus Kadin Indonesia 2024-2029 versi Anindya Bakrie,” beber Ade Armando.
“Pengumuman ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pertanian, Mulyadi Jayabaya,” lanjutnya.
Mengacu pada Pasal 18 Keputusan Presiden Nomor 18/2022, Ade Armando menekankan bahwa Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) hanya sah jika ada pelanggaran serius, seperti penyelewengan keuangan atau ketidakmampuan dewan pengurus menjalankan fungsinya.
Baca Juga: Anies Masuk Kabinet Prabowo, Refly Harun: Apa Kabar Gibran?
Namun, dalam kasus kudeta Arsjad, tidak ada bukti pelanggaran semacam itu, apalagi surat peringatan yang menjadi syarat sebelum Munaslub dilaksanakan juga tidak pernah diterbitkan.
Ade Armando juga menyoroti fakta bahwa syarat quorum untuk penyelenggaraan Munaslub tidak terpenuhi.
Menurut aturan, Munaslub harus diinisiasi oleh minimal 18 Kadin provinsi, sedangkan dalam Munaslub yang berlangsung pada 14 September, hanya ada 11 Kadin provinsi yang hadir, dengan tambahan tiga provinsi hadir secara online, maka kudeta Anindya Bakrie tidak berlaku.
Ade Armando mengungkapkan bahwa alasan utama kubu Anindya Bakrie menggulingkan Arsyad adalah tuduhan bahwa Arsjad telah kehilangan independensinya setelah menjadi ketua tim pemenangan Ganjar Pranowo dalam Pilpres.