Bisnisbandung.com - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mengkritik keras pemerintahan Presiden Jokowi, menyebut rezim ini telah menciptakan budaya penjilatan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Menurutnya, kerusakan yang ditimbulkan oleh kebijakan Jokowi membuat bangsa seperti terjebak dalam situasi kritis, seolah berada di tepi jurang tanpa arah yang jelas.
“Jadi istilah saya, Jokowi sudah menghasilkan kultur penjilatan terbesar di bangsa ini. Itu yang harus diakhiri, karena perusak bangsa ini adalah para penjilat,” ungkap Said Didu dilansir dari youtube Aksanation.
Baca Juga: BRI Cetak Prestasi Gemilang Nasabah Prioritas Melonjak Drastis, Aset Wealth Management Tumbuh 23,05%
“Kita salah karena selalu memberi karpet merah kepada para penjilat. Setelah mereka menjilat rezim ini, mereka pindah lagi, lalu disambut karpet merah lagi, dan kita terus menghormati mereka,” lanjutnya.
Dalam acara Silaturahmi Kebangsaan, Said Didu menegaskan pentingnya aksi pada 14 Oktober mendatang sebagai langkah awal menyelamatkan bangsa dari dampak buruk pemerintahan Jokowi.
Ia menilai, selama hampir satu dekade terakhir, Indonesia terfokus pada persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan pribadi dan keluarga presiden, bukan pada pembangunan bangsa secara menyeluruh.
Baca Juga: Dakwah Terakhir Marissa Haque : Teknologi Bisa Mengubah Babi Menjadi Bersih, Tapi Tidak Menjadi Suci
Said Didu juga menyoroti bagaimana loyalitas berlebihan terhadap rezim ini menciptakan iklim politik yang tidak sehat.
Ia memberi contoh Menteri Pertanian yang dianggap "menyembah" Jokowi, dengan memberikan bibit anggur bernama Jan Ethes, yang dianggap sebagai simbol penjilatan kepada keluarga presiden.
Said Didu menyatakan bahwa budaya penjilatan ini harus segera dihentikan. Ia berharap, pemerintahan mendatang di bawah Prabowo Subianto tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan memberikan "karpet merah" kepada para penjilat.
“Jadi saya pikir, saya nyatakan bahwa 14 Oktober adalah hari untuk mengembalikan marwah bangsa Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, kerusakan bangsa ini sebagian besar disebabkan oleh orang-orang yang hanya mencari keuntungan pribadi dengan mendekati kekuasaan.
Baca Juga: Kode Keras SBY ke Jokowi, Rinny Budoyo: Hukum Terkontaminasi Politik!