Namun ia merasa bahwa nilai-nilai tersebut hilang setelah Prabowo merapat ke Jokowi.
"Saya selalu bilang kalau Prabowo kembali kepada nilai-nilai aslinya, saya punya harapan. Tapi ketika dia bergabung dengan Jokowi nilai itu hilang dan justru semakin terdegradasi," tegasnya.
Said Didu juga menyinggung praktik nepotisme dalam pemerintahan saat ini di mana banyak posisi strategis di BUMN dan pemerintahan yang diisi oleh orang-orang dekat dengan kekuasaan.
Menurutnya, hal ini menjadi sinyal bahwa idealisme politik semakin diuji oleh realitas kekuasaan.
Baca Juga: Usaha Rumput Laut Semaya di Nusa Penida Berhasil Meningkatkan Skala Usaha Berkat Dukungan dari BRI
"Belum lama ini, kita lihat bagaimana jabatan di BUMN banyak diisi oleh orang-orang dari lingkaran Prabowo. Ini membuat saya bertanya-tanya, apakah Prabowo yang sekarang masih punya komitmen terhadap nilai-nilai yang pernah ia perjuangkan?" katanya.
Said Didu menegaskan bahwa tugas masyarakat adalah untuk terus mengingatkan para pemimpin agar kembali ke jati diri yang benar dalam mengelola negara tanpa terjebak dalam kepentingan kelompok atau keluarga.
"Harapan saya Prabowo bisa kembali ke jati diri aslinya seperti yang saya kenal dulu," pungkasnya.***