Bisnisbandung.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuri perhatian dalam pidato pengarahannya di acara peringatan ke-79 TNI.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengingatkan agar tidak ada riak-riak menjelang pergantian kepemimpinan.
Namun pernyataan ini disampaikan di hadapan para anggota militer yang justru menimbulkan pertanyaan Rocky Gerung terkait maksud di balik ucapannya.
Baca Juga: Hati-hati Anger Issues! Inilah 3 Ciri Orang yang Gampang Emosian
Menurut Rocky Gerung seorang pengamat politik di tengah suasana menjelang pergantian presiden, Jokowi mengeluarkan peringatan tersebut seolah-olah ada kekhawatiran akan adanya gangguan dalam proses transisi kekuasaan.
Menariknya riak-riak yang terjadi justru banyak dipicu oleh ulah Jokowi sendiri termasuk campur tangannya dalam urusan internal TNI.
Rocky Gerung menilai bahwa Jokowi seharusnya memahami dengan baik fungsi militer dalam sistem demokrasi yang tidak seharusnya terlibat dalam politik domestik.
“Pernyataan Jokowi di hadapan TNI seakan memberi sinyal bahwa dia tahu akan ada masalah dalam transisi kekuasaan ini. Namun seharusnya TNI tidak dilibatkan dalam urusan politik,” ujar Rocky Gerung yang dikutip dari youtube pribadinya.
Baca Juga: Berbeda di Chat dan Ketemu Langsung? Ternyata Ini Alasannya
Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas tanpa melibatkan militer dalam urusan politik yang seharusnya menjadi domain sipil.
Rocky Gerung mengungkapkan keheranannya mengapa Jokowi masih melakukan rotasi besar-besaran di tubuh TNI menjelang akhir masa jabatannya.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang motivasi dan apakah ada agenda tertentu yang ingin dijalankan.
“Jika Jokowi ingin meninggalkan kekuasaan dengan baik seharusnya dia menyerahkan urusan ini kepada presiden yang baru, Prabowo,” lanjutnya.
Di sisi lain Jokowi menyatakan bahwa dia tidak akan campur tangan dalam penyusunan kabinet Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Dibalik Kemegahan MotoGP Mandalika 2024, BRI Dorong UMKM Semakin Berdaya