Bisnisbandung.com - Dalam momen yang penuh ironi, sidang paripurna pertama DPR RI untuk periode 2024-2029 menampilkan perubahan dramatis dalam dukungan politik terhadap Presiden Jokowi.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung dalam acara tersebut Jokowi tidak mendapatkan tepuk tangan yang meriah saat namanya disebut.
Sebaliknya, ketika nama Prabowo Subianto, presiden terpilih Republik Indonesia, disebutkan, suasana menjadi riuh dengan tepuk tangan yang menggema.
Situasi ini menggambarkan betapa drastisnya pergeseran dukungan publik dan politik dalam waktu singkat.
Rocky Gerung menjelaskan perubahan ini bukan hanya sekadar simbolis.
Ia menilai bahwa saat ini Jokowi telah mengalami apa yang ia sebut sebagai "tragedi kekuasaan."
Dikutip dari youtube pribadinya, Rocky Gerung "Selama 10 tahun masa pemerintahannya, Jokowi dikelilingi oleh pujian dan dukungan yang sering kali dilebih-lebihkan oleh lembaga survei dan para pengamat."
Namun kini dukungan tersebut telah memudar meninggalkan Jokowi dalam kesunyian politik yang dalam.
Baca Juga: Inovasi dari Pisang: Kisah Sukses Ni Made Suryani dan Pemberdayaan UMKM oleh BRI
Rocky Gerung menekankan bahwa fenomena ini mencerminkan paradoks dari kekuasaan, bagaimana seseorang yang sebelumnya sangat dipuja dan dijunjung tinggi dapat tiba-tiba merasa ditinggalkan dan tidak lagi berhak mendapatkan pengakuan.
Keberadaan tepuk tangan yang minim saat namanya disebut menunjukkan bahwa rakyat mulai menilai kembali keberhasilan dan kinerja Jokowi selama ini.
Hal ini menjadi lebih mencolok ketika dibandingkan dengan antusiasme yang ditunjukkan terhadap Prabowo yang kini menjadi tokoh yang diharapkan membawa perubahan.
Rocky Gerung mengungkapkan "Kebijakan dan tindakan Jokowi selama ini yang dianggap boros dan tidak efektif turut berkontribusi pada berkurangnya dukungan."
Baca Juga: Ungu Merilis Karya Terbaru bersama Nassar dan Lesti berjudul Udang Di Balik Batu