Tia Rahmania juga menambahkan bahwa korupsi bukan sekadar masalah aturan, melainkan soal etika dan moral.
Dia menekankan pentingnya pimpinan KPK memiliki integritas tanpa cacat agar bisa menjadi contoh bagi para pejabat negara.
Kritik keras Tia Rahmania terhadap Nurul Ghufron rupanya berbuntut panjang.
Tak lama setelah aksi tersebut viral, PDIP memutuskan untuk mencopot Tia Rahmania dari keanggotaan partai.
Keputusan ini membuatnya kehilangan kursi DPR RI yang semestinya dia duduki pada periode 2024-2029.***