Bisnisbandung.com - Rocky Gerung mengungkapkan pandangannya mengenai perbedaan mencolok antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarnoputri, dan Joko Widodo (Jokowi) dalam peran mereka di kancah internasional.
Menurut Rocky Gerung, SBY dan Megawati terus memuliakan nama Indonesia melalui kontribusi mereka di panggung global meski sudah tak lagi menjabat, sementara Jokowi, meskipun masih presiden, dinilai sudah kehilangan kredibilitas bahkan sebelum lengser.
Perbedaan ini mencerminkan bagaimana seorang pemimpin dinilai bukan hanya selama masa kepemimpinannya, tetapi juga setelahnya.
Megawati Soekarnoputri, yang baru-baru ini diundang ke Rusia dan Uzbekistan untuk menerima gelar kehormatan, dianggap membawa gagasan besar yang diwarisi dari Bung Karno.
Baca Juga: Kritik Menohok Transformasi Kepemimpinan Jokowi, Eep Saefulloh: Dari Reformis ke Dinasti Politik?
Dengan kemandirian ekonomi dan solidaritas global sebagai inti dari pemikirannya, Megawati terus dihormati di dunia internasional sebagai penerus gagasan politik Indonesia yang berpengaruh.
Sementara itu, SBY juga aktif di berbagai forum internasional, termasuk menjadi penasihat dalam program pemberantasan malaria yang digagas oleh Bill Gates.
Kontribusinya menunjukkan bahwa meski telah lengser, SBY terus memberikan dampak positif bagi dunia.
Rocky Gerung menegaskan bahwa perbedaan ini sangat jelas. SBY dan Megawati, sebagai mantan presiden, mampu menghidupkan gagasan besar tentang Indonesia dan membawa prestasi bangsa ke kancah internasional.
“Ini memperlihatkan kontras antara Ibu Mega dan Pak SBY sebagai mantan presiden, dengan Jokowi yang masih presiden tapi sudah seperti ‘bekas.’” Lugasnya dilansir dari kanal youtube Rocky Gerung Official.
Sebaliknya, Jokowi, menurut Rocky Gerung, lebih fokus pada urusan domestik dan pencitraan keluarganya, yang dinilai sebagai upaya untuk menutupi keburukan politik di dalam negeri.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Jokowi sudah dipandang seperti "presiden bekas" meskipun masih menjabat.
Baca Juga: SBY Turun Gunung, Apa Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan dengan Jokowi dan Prabowo?