Ini bisa menunjukkan adanya pihak-pihak yang memiliki niat tertentu, baik untuk membersihkan Indonesia dari kecenderungan otoritarian atau bahkan untuk mengguncang stabilitas politik negara.
Kerentanan ini semakin terlihat ketika isu-isu strategis yang dibicarakan di media sosial sering kali berasal dari bocoran data oleh para hacker.
Hal ini memicu kekhawatiran publik tentang kemampuan pemerintah dalam mengamankan informasi penting negara.
Bahkan, Presiden Jokowi sendiri dikabarkan telah meminta langkah mitigasi untuk mengatasi situasi ini.
Aksi-aksi semacam ini biasanya muncul di tengah transisi kekuasaan yang tidak berjalan mulus, dan sering kali menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat.
Baca Juga: Prabowo di Persimpangan, Grace Natalie: Waktunya Menuntaskan Titipan Jokowi
Rocky Gerung menilai bahwa ketidakpastian ini bisa semakin parah jika tidak ada upaya untuk menjaga stabilitas selama masa peralihan.
Beberapa analis bahkan memperkirakan bahwa transisi ini bisa berakhir dengan benturan keras, mengingat situasi yang berkembang saat ini.
Secara keseluruhan, serangan hacker yang membocorkan data penting menunjukkan bahwa Indonesia sedang berada dalam situasi rentan.
“Jadi, sebetulnya kondisi psikologis bangsa ini mulai mengalami bukan sekadar kegelisahan, tapi ketidakpercayaan bahwa transisi ini bisa berjalan dengan mulus,” lugas Rocky Gerung.***